Twenty Eight

44.9K 2.8K 252
                                    

TWENTY EIGHT - OUR LOVE

--------------------

PLAYLIST : Banda Neira - Yang Patah Tumbuh, Yang hilang Berganti

--------------

Vino berjalan mondar-mandir seraya sesekali menatap pintu rumah. Ia melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul lima sore tapi Vania juga tak kunjung pulang. Ia khawatir dengan keadaan Vania yang baru saja sembuh dari demamnya.

Ia ingin mencari Vania tapi ia takut nanti tidak bisa berkendara dengan tenang karena perasaan khawatirnya. Vino sudah berusaha menghubungi Vania tapi tak diangkat.

"Duduklah, Vin. Vania pasti pulang. Mungkin dia masih ada urusan. Jangan cemas" pinta Mamanya pelan.

"Bagaimana aku bisa tenang, Ma. Vania baru aja sembuh. Kalo kenapa-napa ntar bagaimana?" jawab Vino dengan nada cemasnya seraya tetap berjalan mondar-mandir.

"Mama tau, tapi tenanglah. Mama juga khawatir padanya karena dia anak perempuan Mama sekarang" ucap Mamanya menenangkan.

Suara deritan pintu membuat pandangan Vino teralihkan. Ia menghembuskan napas lega melihat Vania yang baru saja datang. Senyumnya memudar melihat wajah sendu Vania.

"Kamu dari mana aja, Van?" tanya Vino seraya berjalan mendekat ke arah Vania.

Vania tersenyum kecil, "Aku tadi ke rumah Mama buat bisa liat Arka. Tapi....." Vania menundukkan pandangannya diakhir kalimatnya.

Vino hanya bisa diam tak tahu harus bagaimana karena ia tahu akan kelanjutannya. Vino menepuk bahu Vania pelan untuk menenangkannya.

"Jangan sedih, Sayang. Mama yakin kamu bakal bisa ketemu Arka. Mama yakin itu. Jadi, jangan sedih" pinta Mama Vino seraya memeluk Vania.

Vania terisak pelan seraya membalas pelukan Mama Vino. Bebannya sedikit memudar karena mendapatkan pelukan hangat dari seorang Ibu.

Ia teringat pelukan Mamanya saat dia bersedih dengan kata menenangkannya. Tapi sekarang Mamanya begitu marah padanya hingga tak ingin bertemu dengannya.

Ia tahu ia salah, tapi mengapa ia harus dipisahkan dengan Arka, jagoan kecilnya?

"Sudah, ayo masuk! Mama udah buat masakan spesial untukmu. Mandi terus turun. Oke" ucap Mama Vino seraya merenggangkan pelukannya.

Vania tersenyum kecil lalu menganggukkan kepalanya. Vino hanya bisa tersenyum melihat hal ini, tapi di hatinya begitu marah karena perempuan yang dicintainya telah dibuat menangis.

----------------

Rio berkali-kali menenangkan Arka yang terus merengek meminta bertemu dengan Mamanya. Ia tahu jika ada perceraian, maka Arka harus ikut salah satu dari mereka, tapi Vania sudah menyerahkan Arka padanya dan hal itu membuatnya sedikit senang. Hanya sedikit.

"Mama, Mama!" rengek Arka seraya berguling-guling di lantai.

Rio terdiam memikirkan cara apa yang akan membuat anaknya berhenti menangis. Untung saja ia membawa Arka ke rumah orangtuanya jadi ia tak merasa tak enak dengan mertuanya karena menjaga Arka yang terus rewel.

"Mau telpon Mama?" tanya Rio menawari membuat Arka menghentikan tangisannya.
Tawaran Rio membuat Mamanya menatapnya tak percaya, tapi Rio tak peduli dengan hal itu, yang terpenting Arka tidak menangis lagi.

OUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang