Four

63.7K 3.4K 28
                                    

Vania langsung mengancingkan bajunya setelah menyusui Arka. Tak lupa ia membatasi Arka dengan guling agar puteranya tak terjatuh dari tempat tidur.

Ia menatap pintu kamar mandi yang masih tertutup. Padahal ia sudah menunggu suaminya sejak sore tadi tapi ternyata Rio pulang jam delapan malam karena harus memenuhi paksaan kakak kandungnya untuk berkunjung ke rumahnya.

Vania melihat Rio yang keluar dari kamar mandi hanya berbalut handuk di pinggangnya seperti biasa. Rio hanya menatapnya sekilas lalu melangkahkan kakinya menuju walk in closet tanpa berbicara padanya.

Dengan sedikit keberanian, Vania turun dari kasurnya dan berjalan ke arah Rio berada. Ia melihat Rio yang membelakanginya yang sedang memilih baju yang akan ia gunakan.

Rio terdiam ketika merasakan telapak tangan hangat yang memeluknya disertai sandaran pada punggungnya.

"Maaf" ucapan Vania pelan membuat gerakan Rio terhenti.

"Maaf jika istrimu ini sudah lama tak pernah memenuhi kewajibannya. Aku nggak sanggup jika para malaikat melaknatku sampai subuh karena aku terus menolak permintaan suamiku" ucap Vania pelan membuat Rio melepaskan pelukan Vania seraya membalikkan badannya.

Vania menatap Rio dengan tatapan bersalahnya, "Maaf jika kata-kataku kemarin membuatmu seperti ini. Lupakan saja yang kemarin dan tak usah dipikirkan lagi" ucap Rio membuat Vania menatapnya sendu.

Vania berjinjit dan langsung mengecup bibir Rio. Vania tersenyum kecil melihat Rio terkejut atas perbuatannya. Vania memejamkan matanya seraya mengalungkan tangannya di leher suaminya dan memulai ciumannya. Rio memejamkan matanya seraya memeluk Vania erat untuk menjaga keseimbangan mereka.

Vania dan Rio menetralkan deru napas mereka setelah lebih dari satu menit mereka berciuman. Vania tersenyum malu melihat Rio yang tersenyum manis padanya.

"Mau dilanjutkan? Mumpung Arka lagi tidur" tawar Rio dan diangguki malu oleh Vania.

-----------------

Vania kembali lagi ke kamarnya setelah dua jam melakukan salah satu kewajibannya yaitu menyenangkan suami. Ia meninggalkan Rio yang sudah terlelap pulas di kamar sebelah untuk tidur bersama puteranya. Tapi sebelum itu ia mandi untuk menghilangkan peluh di tubuhnya akibat kegiatan mereka tadi.

Untung saja tadi ia tak lupa meminum pil KB nya. Ia ingin mempunyai anak kembali ketika usia Arka sudah cukup untuk mempunyai adik dan itu bukan sekarang.

Memang semenjak Arka lahir, Rio menolak jika Vania mengikuti KB karena dirinya tak ingin terlalu tua nantinya menyaksikan anak-anaknya menikah. Jadi, Vania meminum pil KB nya tanpa sepengetahuan suaminya.

🍃

Hari minggu ini Rio berjanji akan menemaninya dan Arka jalan pagi. Vania kesal ketika Rio masih saja menggodanya karena ia mencium Rio lebih dulu kemarin

"Udah, ah" kesal Vania seraya mendorong tubuh suaminya membuat Rio tertawa.

"Ma" rengek Arka yang baru saja bangun dari tidurnya menghentikan candaan mereka.

Rio yang mendengar panggilan anaknya langsung mendekati Arka, "Halo, Jagoan" sapa Rio pada Arka.

Arka menatap papanya dengan mata sayunya yang masih sedikit mengantuk. Ia mengangkat tangannya meminta agar papanya menggendongnya.

Rio yang tahu maksud anaknya pun langsung mengangangkat tubuh Arka dan ia dudukkan di pangkuannya. Bukannya bangun malah Arka kembali tidur dalam pelukan papanya membuat Rio terkekeh pelan.

Suasana taman komplek cukup ramai. Mulai anak kecil dan berlarian dan ibunya yang sedang bergosip ria.

"Loh, Mbak Vania. Lagi jalan-jalan ya, Mbak?" sapa sesorang yang dari kemarin membuat darah tinggi Vania kumat. Tak lain dan tak bukan, Mbak Ela si kaya raya. Itulah sebutan Vania untuknya.

OUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang