Thirty Eight

42.4K 3.1K 202
                                    

Rio mengetuk pelan pintu kamar tidur orangtuanya. Selang beberapa detik, pintu terbuka menampilkan maminya yang sudah memakai baju tidurnya.

"Papa" ucap Rio memberitahukan keinginannya untuk bertemu papanya. Maminya membuka pintu lebar mempersilahkan Rio masuk.

Papanya yang sedang membaca buku langsung menutup bukunya dan menaruhnya di atas nakas. Rio berjalan ke arah papanya dan duduk berhadapan dengannya.

Rio menyodorkan beberapa foto yang diberikan oleh orang suruhannya pada papnya dan langsung diterima. Papa Rio melihat foto itu dan diikuti mamanya yang duduk di sampingnya.

"Itu Alina" ucap Rio pelan memberitahukan.

"Apa ini cucu Mami? Cantik plus lucu" tanya Maminya seraya terus menatap foto itu kagum.

Rio menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan mamanya, "Tapi hanya matanya lebih bulat" ucap Rio pelan dan diangguki pelan oleh mamanya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Rio menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan mamanya, "Tapi hanya matanya lebih bulat" ucap Rio pelan dan diangguki pelan oleh mamanya.

"Lalu apa rencanamu?" tanya Papanya seraya memandang Rio serius.

"Aku akan tes DNA" jawab singkat Rio berusaha meyakinkan.

"Kamu sudah mendapat apa dari tubuh anak itu untuk tes?" tanya papanya kembali.

Rio terdiam seraya menundukkan pandangannya berpikir, "Aku tidak tau, tapi akan aku usahakan" jawab Rio meyakinkan dan diangguki oleh papanya pelan.

"Oke, kalau kau butuh bantuan papa, bicaralah!" tawar Papanya dan diangguki oleh Rio.

Rio memasuki kamarnya dan melihat Arka yang begitu serius membaca bukunya di lantai. Rio menutup pintu kamarnya pelan lalu melangkahkan kakinya mendekati puteranya tanpa menimbulkan bunyi.

Rio yang bermaksud ingin mengejutkan Arka langsung menurunkan tangannya ketika melihat Arka yang ternyata melihat foto orang yang masih dicintainya. Rio memejamkan matanya lalu duduk di samping Arka.

"Sedang apa?" tanya Rio membuat Arka tersentak kaget. Arka langsung menutup bukunya lalu bersiap untuk berdiri. Arka membeku saat merasakan tangan papanya memegang pergelangan tangannya.

"Apa kamu sangat merindukan mama?" tanya Rio pelan membuat Arka menundukkan kepalanya takut.

"Duduklah! Papa tidak marah" titah Rio pelan dan dilakukan oleh Arka. Arka duduk di samping papanya dengan perasaan sedikit takut.

Rio yang mengerti ketakutan anaknya langsung memeluk Arka untuk memberikan kenyamanan untuknya, "Kamu tau, Boy. Papa juga merindukannya" ucap Rio pelan seraya mengelus kepala putranya.

Mendengar perkataan papanya, Arka langsung merenggangkan pelukan papanya dan menatapnya tak percaya, "Lalu sekarang mama di mana?" tanya Arka membuat Rio membeku.

"Lalu kenapa semua orang tak ada yang memberitahu tentang Mama?" tanya Arka kembali menuntut jawaban membuat Rio menatap anaknya dengan pandangan bersalah.

OUR LOVEOù les histoires vivent. Découvrez maintenant