Forty Five

45.1K 2.8K 147
                                    

Vania memandang takjub ke sekelilingnya. Ruangan yang cukup luas dengan sinar warna-warni. Ia sama sekali tak tahu ada tempat seperti ini di Jakarta.

"Apa kamu suka?" tanya Rio dan langsung diangguki Vania cepat.

Vania menarik tangan Rio dan menariknya ke arah bola-bola besar berwarna. Vania tersenyum senang setiap nada yang berubah karena ia membenturkan bola ke langit-langit yang tergantung banyak bola.

Ia seperti tak peduli dengan banyaknya orang dan terus merubah nada. Rio sendiri mengambil gambar Vania dengan ponselnya. Ia tak ingin melewatkan hal ini, apalagi ia sudah lama tak melihat wajah bahagia istrinya.

"Alina pasti senang diajak ke sini" celetuk Vania dan diangguki oleh Rio.

"Kapan-kapan kita ke sini lagi, bareng Alina dan Arka" ucap Rio dan diangguki oleh Vania.

Rio sendiri menyiapkan hal ini tadi malam setelah orang suruhannya memberitahukannya tentang keberadaan Vania. Ia langsung memesan tiket online karena pengunjung setiap jamnya dibatasi.

"Jangan memfotoku terus, kita foto bersama" tolak Vania seraya menarik tangan Rio untuk mendekat ke arahnya.

Vania mengambil alih ponsel Rio lalu mendekatkan dirinya pada Rio dan mengambil pose selfie. Rio sendiri tak melewatkan hal ini. Ia yang biasanya begitu tak suka dengan selfie malah sekarang melakukannya dengan Vania.

Rio menggandeng Vania ke arah tempat menggambar. Vania mengerutkan dahinya ketika Rio memberikannya beberapa gambar hewan laut padanya.

"Milih yang mana?" tanya Rio.

"Ubur-ubur saja" jawab Vania mengambil kertas dari tangan Rio.

Vania mengambil warna dan akan memulai mewarnai gambarnya, "Tulis dulu apa yang ingin kamu tulis" titah Rio dan diangguki oleh Vania.

Vania mengerutkan dahinya berpikir. Ia bingung apa yang ingin ia tulis. Ia tersenyum ketika menemukan ide. Ia pun menulisnya lalu mewarnai gambarnya.

"Seperti masa kecil" gumam Vania meneruskan mewarnainya.

Rio sendiri mewarnai gambarnya. Ia tersenyum menulis kata 'RAVA' di gambarnya. Vania mengintip gambar Rio lalu mengerutkan dahinya bingung.

"RAVA? Apa itu RAVA?" tanya Vania.

"Rahasia" jawab Rio singkat lalu melangkahkan kakinya entah ke arah mana. Vania sendiri mencebikkan bibirnya kesal, walau seperti itu, ia mengikuti langkah Rio.

Vania dan Rio mendengarkan penjelasan dari salah satu operator. Ia mengklik satu tombol yang diberitahu oleh operator tersebut setelah meletakkan gambarnya sesuai dengan penjelasan.

Vania berdecak kagum melihat gambarnya bisa hidup di layar yang berada di depannya dan bentuknya sama persis dan warnanya juga.

"Awesome" gumam Vania seraya tersenyum bahagia.

Rio sendiri terus memperhatikan wajah bahagia Vania tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun.

"pacarnya ya, Mas?" tanya Mbak Operator.

"Iya, pacar dunia akhirat" jawab Rio seraya tersenyum.

Setelah berkeliling di dua tempat, mereka memutuskan untuk pulang. Wajah bahagia terus terpatri di wajah Vania membuat Rio juga merasa bahagia. Ternyata rencananya berhasil dengan sempurna.

"Kakak kok bisa tau tempat itu?" tanya Vania mengalihkan pandangannya ke arah Rio.

"Itu baru buka" jawab Rio dan diangguki Vania.

Sesampainya di depan apartemen, Vania mempersilahkan Rio masuk. Ia harus membalas jasanya karena sudah membuatnya bahagia hari ini dengan membuatkannya makan. Ia yakin semua tenaganya terkuras habis karena mengajaknya berkeliling di banyak tempat sampai pukul setengah tujuh malam.

OUR LOVEWhere stories live. Discover now