Eleven

45.9K 2.6K 55
                                    

Rio berjalan cepat ke arah ruangannya. Ia terlambat bangun setelah tadi sehabis subuh ia tidur kembali. Rasa pegal di punggungnya karena ia tertidur bersendekap di meja setelah membaca hasil pemeriksaan pasien tadi malam membuatnya hampir terlambat kali ini.

Langkahnya terhenti melihat Nadia yang berdiri beberapa meter darinya dengan wajah sembab.

"Rio" panggil Nadia dengan nada pilunya seraya berlari ke arah Rio lalu memeluknya erat membuat Rio diam membeku.

Rio hanya diam tanpa membalas pelukan Nadia yang terisak. Untung saja koridor ini cukup sepi jadi tak akan menimbulkan fitnah yang bisa saja membuat papanya marah.

"D.....di.....dia mengkhianatiku, Yo" isak Nadia.

"D....dia pergi sama wanita murahan itu lagi. Gue harus gimana, Yo?" lanjut Nadia memeluk Rio lebih erat.

Perlahan Rio mengangkat tangan kanannya mengelus punggung Nadia pelan untuk menenangkannya. Hanya itu yang bisa ia lakukan untuk saat ini.

Rio menarik Nadia pelan dan menyuruhnya untuk duduk, "Yo" ucap Nadia kembali.

"Hush, menangislah agar rasa sakitmu sedikit berkurang" ucap Rio seraya memeluk Nadia. Nadia menganggukkan kepalanya pelan dan menangis dalam pelukan Rio.

Rio tak peduli ketika beberapa dokter dan perawat melewatinya dan melihat dirinya memeluk Nadia. Sedangkan Reynan yang tak sengaja melihatnya langsung membelalakkan mata percaya apa yang sedang dilihatnya.

"Eh.....eh......eh nggak boleh peluk-pelukan. Bukan makhrom" seru Reynan seraya memisahkan Rio dan Nadia membuat pelukan Rio terlepas.

"Eh eh, Nad. Lo kenapa?" tanya Reynan bingung melihat wajah sembab Nadia.

"Boleh pinjem ruangan lo bentar?" tanya Rio dan diangguki cepat oleh Reynan.

Reynan menatap Rio dan Nadia bergantian menunggu penjelasan salah satu orang yang berada di hadapannya.

Bukannya berprasangka buruk, tapi melihat wajah sembab Nadia membuatnya berpikiran seperti itu.

"Farhan pergi dengan perempuan itu lagi" ucap Nadia mengawali pembicaraan sedangkan Rio hanya diam tanpa ikut berbicara.

"Dia menghamili perempuan itu" lanjutnya seraya terisak.

"Hah?" ucap Reynan dan Rio berbarengan seraya menatap Nadia dengan wajah terkejut.

"Maksud lo? Dia selingkuh?" tanya Reynan memperjelas.

Bukan rahasia lagi jika Reynan dan Rio tahu bagaimana hubungan Nadia dan Farhan.

Setengah tahun pernikahan mereka harus dibumbui dengan perselingkuhan yang dilakukan Farhan dengan perempuan masa lalunya yang membuat Nadia tak tahan dan akhirnya bercerita pada Rio dan Reynan.

Nadia tak ingin memberitahukan hal ini pada kedua orangtuanya karena ia tak ingin membuat orangtuanya murka pada suaminya, pada akhirnya dia sendiri yang menanggungnya.

"Berarti dia main-main sama kita lagi, Yo" ucap Reynan seraya mengepalkan tangannya kuat.

Sempat Rio dan Reynan memberikan pelajaran pada Farhan ketika ia pertama kali ketahuan berselingkuh dengan tonjokan maut Reynan yang mengakibatkan pelipis Farhan harus dijahit saat itu.

"Terus sekarang lo maunya gimana?" tanya Rio menatap Nadia.

Nadia menggelengkan kepalanya pelan, "Gue nggak tau harus apa, Yo. Gue capek" ucap Nadia seraya terisak.

"Jangan nangis, inget kandungan lo" ucap Reynan memperingati.

"Kalo gue saranin, lebih baik lo pisah sama dia" lanjut Reynan dengan nada bersungguh-sungguh.

OUR LOVEWhere stories live. Discover now