Bagian 87 Kedapatan

55 5 0
                                    

"Kamu!"

Satu kata itu mampu membuat Luce tercengang sendiri. Bagaimana mungkin ia tidak terkejut setelah menyadari jika sosok yang hanya berjarak beberapa langkah darinya itu adalah orang yang sama. Yah, Luce tentu tidak menyangkal jika lambat laun ia pasti akan menemui si penjaga mengingat mereka berada di satu desa yang sama dengan luas yang tidak seberapa.  Namun yang tidak ia duga-duga, bahwa mereka akan bertemu secepat ini, kurang dari dua jam.

Dari balik cahaya obor yang menerangi wajah dan sebagian badan tugu, Luce bisa melihat jika si penjaga sedang balas menatapnya dengan raut biasa. Pria baya itu sama sekali tidak terlihat terkejut ketika kedua maniknya mendapati Luce yang kini ada di hadapannya. Sebaliknya, Luce lah yang paling tercengang di sini. Ia bahkan merasa tenggorokannya telah dihimpit puluhan batu. Luce mulai berpikir untuk menjelaskan beberapa hal kepada si penjaga tetapi di sisi lain ia tidak tahu harus memulainya dengan kalimat apa. Hingga kemudian, Luce hanya berakhir terdiam di tempat. Tidak menjelaskan apapun.

"Bukankah seharusnya Anda bertanya mengapa aku di sini dan bukannya berada di rumah Anda untuk beristirahat?" Pada akhirnya, ketika mereka hanya berdiam diri dalam keheningan dan hal itu sudah berlangsung selama beberapa menit lamanya, mau tidak mau, Luce pada akhirnya angkat suara sendiri. Tatapan sang Beta kini menyorot datar, begitu pula sebaliknya. Dan ketika Luce berpikir jika sekarang ia akan mendapatkan serangan dari si penjaga, tetapi hingga beberapa saat berlalu masih belum ada pergerakan apapun.

Suasana masih hening, sama seperti sebelumnya.

Tetapi karena tidak adanya tanggapan dari si penjaga bahkan setelah Luce bertanya demikian, Luce akhirnya hanya bisa menghela napas lantas membuangnya dengan kasar.

"Apakah sekarang Anda akan menyerangku?" Luce bertanya sekali lagi. Mimik wajahnya masih sama seperti sebelumnya, datar, dan tidak ada perubahan.

Sampai kemudian Luce kontan mengernyitkan alis begitu mendapati bahwa kini si penjaga sedang terkekeh kecil seraya menatapnya. Luce bahkan sudah mulai mengepalkan tangan, berpikir jika tindakan itu adalah bentuk awal dari penyerangan si penjaga. Namun sekali lagi Luce keliru sebab pria itu sama sekali tidak melakukan hal lain selain hanya tertawa kecil.

"Apa ada yang lucu?" Luce mengerutkan kening, benar-benar kebingungan mendapati sikap si penjaga. "Apakah aku terlihat lucu di mata Anda sekarang?"

"Tidak," dan itu adalah kata pertama yang dikeluarkan si penjaga setelah beberapa saat lamanya, dan setelah Luce mengeluarkan berbagai kalimat pertanyaan yang nyatanya tidak terjawab. "Tetapi, aku hanya menertawai diriku sendiri yang terlalu bodoh bisa dikecohkan oleh kalian bertiga."

Luce terdiam. Ia tidak menanggapi meski perkataan si penjaga menusuknya begitu dalam. Luce kontan mengangkat alis dan bertanya, "Jadi, apa sekarang Anda ingin menangkapku?"

Namun alih-alih menjawab pertanyaan sang Beta, si penjaga justru melemparkan pertanyaan lain kepada Luce. Pria baya itu terkekeh, sedang wajahnya yang diterpa binar cahaya dari nyala obor sedang tangan kirinya masih menggenggam kuat benda itu. "Apa  seperti ini caramu memasuki desa dan menculik orang-orang?"

Kali ini, Luce mengernyit dan benar-benar kebingungan ketika ia mendengar pertanyaan semacam itu keluar dari mulut si penjaga. Namun, Luce perlu meluruskan sesuatu yang tampaknya telah membuat nama baik kelompoknya tercemar begitu saja dengan embel-embel penculikan warga yang sama sekali tidak mereka lakukan.

Luce meringis tetapi merasa kesal di saat yang sama saat ia berkata, "Sepertinya Anda sudah keliru." Tatapan sang Beta kemudian menajam beberapa kali lipat dari sebelumnya. "Perlu aku luruskan bahwa kami sama sekali tidak pernah menculik warga desa ini, dan perlu Anda ketahui bahwa kami ada di sini untuk menyelamatkan kehidupan di Sera Land yang terancam musnah karena serangan kegelapan."

Alpha and a Hermit (Tamat)Where stories live. Discover now