Bagian 42 Saksi Rembulan

110 12 0
                                    

"Nah, saatnya makan malam."

Simon datang dengan dua batang bambu yang diisi makanan. Belakangan pria itu menggunakan batangan bumbu yang ia ambil saat melewati hutan di dekat kota Yeerk untuk memasak. Mulanya, Luce berpikir untuk apa Simon memintanya mengambil beberapa bagian bambu yang sudah cukup tua untuk kemudian dipotong lalu ia masukkan ke dalam tas besar di punggungnya.

Nyatanya, Luce tidak menduga jika batang bambu itu akan digunakan sebagai alat untuk memasak.

"Woah!! Ini benar-benar terlihat enak!" Zigot merangkul Simon lantas menjewer telinganya. "Kamu sungguh berguna," katanya, sementara itu Simon hanya bisa memasang senyum canggung.

Di sisi lain, Daniel sedang menatap sekeliling tetapi ia tidak menemukan keberadaan Yon dan Isabel. Sementara ia tahu jika Stick dan Liam masih dirawat, jadi kemana kedua orang itu?

Ditatapnya Simon dan Daniel pun bertanya, "Simon, di mana Yon dan Isabel?"

Yang lain kontan saja memerhatikan sekitar mereka, namun memang benar tidak ada Isabel ataupun Yon di antara mereka. Zigot langsung saja menatap ke arah Daniel. Wajah si Gagak seketika berubah cerah sementara maniknya menunjukkan binar yang luar biasa berkilau.

"Alpha Daniel, mungkinkah mereka sedang berduaan? Jangan bilang mereka sekarang ...." Daniel sontak tertawa nyaris bersamaan dengan Zigot. Pria kecil itu sudah menghentak tanah menggunakan kaki saking senangnya.

Di sisi lain, Luce yang menyaksikan tingkah kedua tukang comblang itu hanya bisa menggelengkan kepala. Meski merasa sedikit kesal akan tingkah keduanya, tetapi Luce tidak mencoba untuk menghalangi kesenangan mereka. Ia justru bergerak meraih sepotong daging ikan bakar lantas menelannya dalam sekali kunyah.

Tetapi, Luce mengerutkan kening saat mendapati perubahan air muka Simon yang tiba-tiba saja terlihat lesu. Luce kontan berdecak, sejak kapan kelompok ini telah dibumbui adegan romansa semacam ini. Luce pun sudah bisa menebak bagaimana perasaan Simon terhadap Isabel, itu sangat jelas terlihat. Yah, pria manusia itu tampaknya menyukai Isabel.

Jadi, apakah sekarang ia bisa menyebut bahwa situasi sekarang adalah permainan kisah cinta segitiga? Luce kontan menggeleng, yang benar saja, pikirnya.

Tidak ada dalam sejarah Yon akan mengencani perempuan selain Mate-nya sendiri, jadi, pemikiran semacam itu tentu tidak akan terjadi.

Dan ketika Simon hendak menyuap satu potongan daging, ranting kayu yang ia gunakan untuk menggantikan sendok akhirnya menggantung tepat di depan bibirnya yang terbuka. Kedua maniknya telah melebar dalam diameter yang cukup besar. Tepat di sana, di depan matanya, sosok Yon dan Isabel sedang berjalan bersisian menuju ke arah mereka. Tampaknya keduanya baru saja keluar dari dalam hutan.

Daniel langsung saja bangkit berdiri. Wajahnya terlihat tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Tunggu, apakah hanya dirinya yang terlalu berlebihan?

"Mengapa kalian bisa keluar dari hutan bersamaan seperti itu?" kali ini Zigot yang bertanya, mewakili kebungkaman Daniel yang hanya bisa berdiri sembari melihat.

Yon berjalan mendekat lantas duduk di samping Luce yang kini menatapnya kebingungan. Sesaat kemudian Yon menatap semua orang dengan wajah heran. "Ada apa dengan kalian semua?" Sekali lagi ia mengamati rekan-rekannya lalu berhenti tepat ke arah Daniel. "Kami hanya kebetulan bertemu saat di depan sana."

Sekarang Daniel menatap Isabel yang kini mengambil duduk di dekat tenda. "Apakah seperti itu, Nona Isabel?" tanyanya. Sayangnya, alih-alih mendapatkan jawaban yang memuaskan wanita itu justru tidak mengatakan apapun.

Ada apa sebenarnya?

Luce tampaknya mulai mengambil kesadarannya, meski cukup terkejut dengan kebetulan tersebut tetapi ia memilih untuk mengabaikannya. Ia berkata sembari mengunyah kembali. "Apa salahnya mereka datang bersama seperti itu. Menurutku tidak ada yang janggal."

Alpha and a Hermit (Tamat)Where stories live. Discover now