Bagian 39 Jebakan

89 9 0
                                    

"Apakah sudah ada kabar dari Beta jika ia akan segera pulang?

"Saya belum mendengar apapun, Lady."

Lady Alice tampak kesal. Wajahnya yang rupawan kini terlihat kontras dengan mimik wajahnya. Kalau saja bukan karena ia sedang berada di luar kediaman Beta, sudah pasti ia akan melampiaskan amarah dengan menghukum algojo yang ia perintahkan untuk memata-matai Luce yang sedang melakukan misi.

Gadis bangsawan serigala semacam Lady Alice acap kali mengabaikan urusan pack. Bisa jadi, ia bahkan belum mengetahui adanya wabah Bunga Iblis Merah. Ia tidak pernah peduli akan kehidupan orang lain yang berada di bawahnya. Baginya, selama ia bisa menjalankan ambisinya untuk menjatuhkan Yon di bawah kakinya. Itu sudah cukup. Nyatanya, Lady Alice hanya mementingkan dirinya sendiri.

Ia bahkan baru mendengar kepergian kakaknya beberapa hari setelah mendengar ayahnya membahas masalah itu dengan ibunya.

"Apa yang sebenarnya mereka lakukan hingga pergi selama ini?" Lady Alice memberenggut kesal. Kakinya menghentak tanah cukup keras sementara kini mereka sedang berada di taman pack. Biasanya para gadis bangsawan akan menghabiskan waktu sorenya di tempat tersebut, termasuk Lady Alice. Nyatanya, kebanyakan dari mereka tidak memiliki banyak pekerjaan selain hanya menjadi aset untuk dipamerkan. Entah itu karena prestasinya atau karena kecantikannya, sementara Lady Alice termasuk dalam kategori kedua.

"Aku mendengar mereka sedang mencari seorang wanita hebat yang mengetahui cara mengalahkan bunga iblis."

Lady Alice kontan menoleh. Wajahnya terlihat kebingungan saat berkata, "Wanita? Bunga iblis?" tanyanya.

Wajah si Algojo lebih terkejut. Pikirnya, bagaimana bisa gadis bangsawan seperti Lady Alice tidak mengetahui adanya wabah yang sedang melanda pack. Apakah ia sengaja tidak diberi tahu agar tidak merasa khawatir? Entahlah.

"Anda tidak tahu mengenai adanya wabah yang sedang merebak dan telah banyak menelan korban?"

Lady Alice mengangkat dagu, menolak untuk terlihat selayaknya orang yang kekurangan informasi penting meski kenyataannya memang demikian. Berdehem canggung, ia lantas berkata, "Aku pernah mendengar tentang ini, tetapi aku pikir itu akan segera berlalu mengingat Alpha Yon sudah pasti bisa menanganinya dengan mudah."

Lagi-lagi Lady Alice menatap si Algojo seolah memintanya untuk menjelaskan lebih banyak. Sebaliknya suara pria berpakaian hitam itu kembali terdengar, "Sayangnya tidak demikian Lady, wabah itu masih saja merebak, bahkan para Alpha sudah berusaha mencari cara untuk meredam wabah sembari menunggu Alpha Yon kembali dari misi dan membawa wanita yang diduga memiliki cara untuk mengalahkan bunga iblis."

Napas Lady Alice seakan tercekat saat mendengar jika Yon akan membawa seorang wanita dari misi. Tiba-tiba perasaan tidak menyenangkan segera menyeruak dalam benaknya. Garis rahangnya yang halus terlihat gemetar karena ledakan amarah yang coba ia tahan.

Apakah wanita yang pria ini maksud adalah wanita yang sama? Wanita yang sialannya telah memasuki kamar sang Alpha? Jika benar, maka ini benar-benar akan mengundang kemarahannya.

Wajah Lady Alice telah memucat saat ia bertanya, "Seperti apa wanita itu?" Bahkan tangannya yang mengepal kuat telah mengundang kebingungan di wajah bawahannya.

Tetapi sayangnya, pria itu menggeleng sembari berkata dengan wajah menyesal, "Maafkan saya, Lady, tetapi saya sama sekali tidak mengetahui seperti apa wanita yang sedang Alpha cari."

Napas Lady Alice berhembus perlahan. Untuk sesaat wajahnya yang semula tegang kini kembali melembut. "Jadi, alasan mengapa Alpha Yon dan Daniel sampai meninggalkan pack adalah karena urusan penting semacam ini?" Sekarang Lady Alice merasa amat tertinggal. Bagaimana bisa ia tidak tahu tentang ini. Tetapi, meski begitu ia tetap tidak akan perduli dengan para warga pack yang telah terserang wabah.

Alpha and a Hermit (Tamat)On viuen les histories. Descobreix ara