Bagian 58 Pulau Semb

83 6 0
                                    

Seperti yang mereka rencanakan, pagi-pagi sekali bahkan sebelum matahari menyembul dari balik gunung, para pengemban misi pencari air suci telah mempersiapkan diri. Masing-masing dari mereka kini berkumpul di depan gerbang masuk Zirap Sero Pack dan saling menunggu, dan ketika anggota telah lengkap mereka pun memisahkan diri menuju kelompok masing-masing.

Mereka saling membagi dan akan menyebar ke tempat yang telah ditentukan saat rapat kemarin malam.

Di sisi lain, ketika semua orang telah meninggalkan pintu gerbang dan mulai melakukan perjalanan, Yon melirik Isabel yang masih saja berdiri sembari menatap ke arah bangunan mansion.

Yon sudah dua langkah untuk mendekati Isabel tetapi mengingat dirinya masih kesal dengan kejadian kemarin membuatnya mengurungkan niat. Pria itu hanya berdiri menunggu. Ia tahu, Isabel sudah pasti sedang mengkhawatirkan Liam yang mungkin saja masih tertidur di dalam mansion pack.

Nyatanya, wanita itu telah berdusta bahwa ia akan mengajak Liam untuk ikut berkelana dengannya mencari telaga air suci, tetapi ia bahkan tidak bisa menepati janji tersebut. Isabel jelas tidak bisa melakukannya mengingat seberapa sulit medan yang akan mereka tempuh nantinya. Isabel kini menunduk, bergumam kepada diri sendiri jika ini adalah hal terbaik yang bisa ia lakukan untuk menolong bocah itu. Dia tidak ingin pria kecil yang disayanginya terluka nantinya. Di sisi lain, Isabel pun merasa cukup yakin jika sekarang Zirap Sero Pack adalah tempat yang paling aman.

Mengingat pack-pack di Serophin telah dipersenjatai oleh darah Isabel, wanita itu berharap darah itu akan menahan para wabah bunga iblis setidaknya sampai ia dan kelompoknya berhasil membawa pulang air suci.

Jika mereka bekerja dengan keras dan melalui rintangan dengan baik maka tidak menutup kemungkinan jika misi ini akan berakhir dengan cepat, dan Isabel pun bisa kembali kepada Liam.

"Apa yang kamu tunggu Nona Isabel?"

Sekitar dua meter dari depan, Alpha Kilian yang tidak sengaja mendapati raut wajah Isabel begitu muram dan sedih, tidak kuasa hingga akhirnya memilih bertanya, "Apa yang membuatmu begitu sedih?" Jujur saja, kendati Alpha Kilian masih begitu malu dengan kejadian kemarin sore, tetapi ia tetap saja tidak bisa mengabaikan mimik wajah Isabel yang tidak tampak seperti biasanya.

Isabel lantas berbalik badan dan mendapati Alpha Kilian yang kini sudah berdiri cukup dekat dengannya, sementara di di sisi lain, Yon justru berdiri paling jauh darinya. Tidak hanya menjauh dari Isabel, pria itu bahkan tidak menatap Isabel sama sekali.

Isabel menghela napas. Ia sadar betul dengan pergolakan disertai pemberontakan yang coba Alpha Yon tunjukkan kepadanya. Tentunya ini ada hubungannya dengan masalah kemarin, tetapi Isabel justru diam-diam merasa cukup senang mengingat hal ini bisa membuat pria itu berakhir menjauh.

Isabel kemudian beralih kepada Alpha Kilian. Ada aroma lain yang sempat Isabel cium ketika menatap ke arah pria itu, namun ia mencoba mengabaikannya. "Aku tidak apa-apa." Langkah kaki Isabel menapak sebanyak dua kali kemudian kembali berhenti. Tubuhnya berbalik sebentar hanya untuk melihat ke arah yang sama dan setelahnya ia benar-benar beranjak. "Ayo," ajaknya.

Dasarnya, mereka bertiga ditugaskan ke arah barat Serophin. Tempat paling gelap dan tidak seorangpun pernah mencoba tinggal di sana. Semb, itu adalah sebuah pulau yang tidak lebih besar dari daerah kekuasaan Yon di Zirap Sero Pack. Lokasinya cukup dekat dengan pulau para vampir tetapi jauh dari pulau lainnnya. Nyatanya, di Sera Land, masih banyak pulau-pulau yang tersebar luas tetapi sama sekali tidak pernah ditinggali. Mungkin ada beberapa makhluk aneh di sana dan kemungkinan itulah yang akan mereka hadapi ke depan.

Karena hanya memiliki tiga pulau besar, pulau-pulau kecil yang merupakan serpihan perpecahan dari satu Sera Land hingga menjadi tiga, telah terpental cukup jauh dari wilayah induknya. Mungkin karena inilah tidak ada yang pernah mencoba untuk tinggal di pulau kecil tersebut.

Alpha and a Hermit (Tamat)Where stories live. Discover now