Bagian 45

89 10 0
                                    

"Kudengar dari Zigot jika semalam seseorang telah menyerangmu?"

Yon sedang bersandar di pembatas kapal sembari melihat lautan lepas ketika tiba-tiba saja suara Daniel terdengar di samping kirinya. Meski begitu Yon sama sekali tidak berniat menoleh untuk menatap Daniel. Pria itu baru menjawab di menit setelah Daniel ikut terdiam di sebelahnya.

"Yah, aku tidak tidak tahu dari mana asalnya, hanya saja aku pikir mereka terlalu bodoh sebab berniat menyerangku. Aku bukan seseorang yang bisa dikalahkan dengan mudah," jelasnya, terdengar begitu sombong, sementara itu Daniel hanya bisa mendengkus sebal mendengar pengakuan Yon. Pria ini masih saja membanggakan diri kapanpun dia bisa, dan Daniel semakin kesal karena semua perkataan itu benar.

Daniel kemudian mengangkat bahu sembari membalas tenang, "Tapi dia berhasil melarikan diri kan? Menurutku pencapaianmu sedikit berkurang sekarang," ejeknya, tanpa sadar menyeringai.

Kali ini Yon sudah berbalik dan menatap Daniel dengan tajam. "Apa maksudmu aku sekarang lemah?" Mimik wajah Yon benar-benar garang sekarang. Ia sungguh tersinggung akan perkataan Daniel, meski nyatanya dia hanya mengarang cerita tetapi siapa yang menduga jika hal ini justru menjurus ke kesalahan pemahaman Daniel terhadap dirinya.

Daniel sontak saja memasang wajah kaku menyadari bahwa Yon kini terlihat murka. Pria itu kemudian memperlihatkan senyum cerahnya sembari berkata, "Aku tidak mengatakan jika Anda lemah." Daniel mengibaskan tangan dengan cepat. "Orang mana yang akan mengatakan hal semacam itu kepada serigala terkuat di Serophin."

"Kamu memang tidak mengatakannya secara langsung tetapi aku menangkap maksud dari perkataanmu seperti itu."

Daniel benar-benar panik sekarang, padahal niat awalnya hanya ingin memancing Yon untuk mengatakan alasan di balik kebaikan hatinya yang sampai melepaskan musuh tanpa menghabisinya. Mengingat selama ini Yon pantang melepaskan lawan sebelum benar-benar mati atau berakhir dikurung di penjara pack. Jadi, musuh mana yang telah Yon beri kesempatan hidup.

"Yon, aku sungguh tidak bermaksud berkata demikian. Aku hanya berniat memancingmu untuk mengatakan kebenaran di balik sikapmu yang membiarkan musuh pergi begitu saja."

Yon menyeringai, kendati ia telah menangkap maksud dari perkataan Daniel, tetapi nampaknya akan menyenangkan jika ia sedikit bermain-main dengan Alpha yang satu ini. Yon lantas memasang wajah masam. "Mengapa aku justru berpikir jika kamu seolah mengatakan jika aku ini lemah jadi membiarkan lawan pergi karena takut melawannya."

Daniel benar-benar syok sekarang. Mengapa pembicaraan ini sampai melenceng hingga sejauh itu. Mengapa Yon jadi berubah sebodoh ini hanya untuk memahami maksud perkataannya. "Yon, mengapa kamu tidak juga mengerti." Kali ini giliran Daniel yang memicing. "Apa kamu sengaja melakukannya? Apa sekarang kamu sedang mempermainkanku?" 

Tahu-tahu Yon telah terbahak cukup keras sementara Daniel berdecak detik itu juga. Menyesalkan bahwa kini  dirinya lah yang telah tertipu begitu saja. Mengapa sekarang jadi ia yang dikerjai? pikir Daniel.

Menyebalkan!

"Sialan!" Pada akhirnya Daniel hanya bisa memaki.

Sebaliknya, Yon benar-benar tertawa puas melihat  wajah Daniel yang panik hingga terlihat bagai orang bodoh. Sementara itu Yon menyadari sesuatu, bahwa entah sejak kapan dirinya kini lebih banyak tersenyum dan melepaskan candaan yang jelas bukanlah gayanya.

Di sisi lain, tampaknya pemikiran serupa pun tengah menghampiri Alpha Sordant Sero Pack itu. Kendati Daniel kesal dengan perlakuan Yon, tetapi diam-diam ia tersenyum menyaksikan betapa lepasnya tawa pria itu alih-alih memasang senyum sinis dan seringaian menakutkan seperti yang Yon perlihatkan di hari sebelumnya.

Alpha and a Hermit (Tamat)Where stories live. Discover now