Bagian 7

188 15 0
                                    

       "Bagaimana keadaan, Zi?"

        Yon melirik Luce yang baru saja keluar dari dalam tenda khusus medis, biasanya menangani serigala yang tidak lagi mampu memulihkan diri. Tiap perburuan akan ada tenda semacam itu. Tidak menutup kemungkinan ada beberapa di antara mereka yang akan terluka parah. Entah berhadapan dengan hewan buruan besar, atau celakanya, bersitegang dengan para komplotan Rogue. Luce menghampiri Yon di luar tenda. Pria itu terlihat gusar, sementara wajahnya menegang selama beberapa detik sebelum akhirnya kembali normal. Yon kemudian mendesah panjang, menemukan gelengan samar berasal dari Luce. Sang Alpha terduduk, sementara pikirannya kembali ke dua jam sebelumnya. Mengulang kejadian di mana dia menemukan Zigot dalam keadaan pingsan. Tepat di bawah lembah jurang. Kalau saja Luce tidak melewati tempat itu, sungguh, Yon tidak berani memikirkan hal terburuk yang mungkin saja akan menimpa gagak-nya.

       Sang Alpha, benar-benar merasa takut.

      Meski begitu, Yon cukup terkejut dengan kehadiran Luce dan sepuluh orang warrior telah menemukannya di hutan Serophin. Luce beralasan, jika kemungkinan Yon tanpa sengaja mengaktifkan mind link. Dan membuat Luce panik mendengar geraman sakit sang Alpha. Karena itu, dia membawa warrior terbaik, sebagai tindak antisipasi, kalau saja sesuatu yang buruk telah menimpa Yon di pegunungan tak terjamah—Morweend.

        "Jangan terlalu cemas, Alpha," Luce menyahut ringan. Wajahnya yang biasa tampak tegas, kini terlihat teduh. Maniknya memaku tenda medis dengan kokoh. Khawatir jika sosok yang sedang terbaring kaku di dalamnya, akan terbangun dan tidak melihat siapapun di sekitarnya.

         "Ini salahku." Yon menunduk. Luce tidak membalas. Keheningan melingkupi keduanya, menenggelamkan mereka dalam kesunyian tak berujung. Luce terlalu syok dengan kenyataan ini, sementara sang Alpha telah mendoktrin diri bahwa dialah yang telah membawa Zigot dalam kemalangan. Pria kecil itu ditemukan dalam keadaan nyaris mati. Tubuhnya kaku, sementara denyut nadinya hampir tidak terdengar. Kata pingsan hanya lah obat pereda rasa cemas berlebih untuk Yon. Nyatanya, Zigot tidak dalam keadaan itu, melainkan sedang sekarat. Kakinya patah, tubuhnya dipenuhi lebam. Di beberapa bagian, sengatan hewan tercetak mengerikan di atas kulitnya yang pucat. Yon sampai berpaling ketika melihatnya, merasa tidak sanggup akan penderitaan Zigot.

        "Jangan menyalahkan diri, Alpha. Ini jelas bukan kesalahan Anda."

        Yon mendesah berat. Dia lalu mengangguk. Meski begitu, hatinya tidak dapat menutup akses perasaan bersalahnya di sana.

         Derit kayu terdengar, membelah kesunyian. Yon berdiri tegak, melangkah masuk ke dalam tenda. Sebelum itu, dia berujar pelan, "aku yang akan berada di sini. Menjaga Zi." Berbalik sebentar, Yon menatap Luce yang balas menatapnya. "Pastikan hal ini tidak diketahui pack lain. Bungkam para warrior yang ikut melihat kejadian ini. Perburuan masih harus berlanjut," Yon memaparkan. Dia baru melangkah memasuki tenda ketika Luce akhirnya mengangguk lalu meninggalkannya.

        Ini baru hari pertama perburuan. Apapun masalahnya, tidak ada yang boleh membatalkan pesta para serigala. Yon tidak masalah harus mengalami kekalahan dalam perburuan kali ini. Dia masih bisa memenangkan perburuan di tahun berikutnya. Tetapi menemani Zigot dalam kondisi seperti sekarang bisa jadi yang terakhir. Meski begitu, Yon berharap Zigot akan pulih.

         Rasanya bagai diremas. Lalu kulit-kulitnya dikelupas hingga berdarah. Tidak terlihat memang, tetapi itulah yang Yon rasakan ketika melihat keadaan Zigot. Yon menggigit bibir merahnya, kuat, hingga nyaris berdarah.

        "Maafkan aku, Zi. Kamu tidak seharusnya seperti ini."

        Tidak ada jawaban. Yon terdiam, tidak punya pilihan selain hanya duduk dan melihat. Sedang kegiatan itu menguras batinnya secara perlahan. Dia sungguh tidak sanggup melihat si Burung Gagak.

Alpha and a Hermit (Tamat)Where stories live. Discover now