Bagian 1

411 20 2
                                    

Wush!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wush!!

Tang!!

Tepuk tangan menggema, ketika anak panah berujung lancip dan begitu tajam tertancap tepat di tengah titik target. Lalu seruan-seruan kekaguman terlontar, mengalun memenuhi area panahan. Sementara di sisi seberang, tepat di garis para pemanah berada. Menjulang tinggi seorang pria besar, baik fisik, atau segala power yang menguar dari dalam tubuhnya. Wajahnya kaku, sedingin balok es di Kutub Utara. Tidak tersentuh dan tidak tergoyahkan.

Tidak ada riak apapun di wajah eksotis tersebut. Kendati riuh yang diciptakan kawanan atas kebolehannya, tidak berarti apapun kepadanya. Dia tidak pernah peduli, bahkan untuk sebuah pujian. Memanah merupakan hal mudah, dan ia tidak bisa dibandingkan dengan orang manapun di Serophin. Sebagai pemimpin terkuat dari ketujuh pack yang ada di pulau para wolf; tidak sekalipun hal itu membuatnya bahagia.

Kebahagiaannya, telah direnggut seratus tahun yang lalu, ketika mate-nya dinyatakan tewas.

Memanah merupakan salah satu pelatihan dasar yang harus dikuasai seorang serigala. Meski mereka dapat berburu dalam wujud transformasi, tetapi, mereka tidak pernah lupa akan tradisi yang satu ini. Tradisi, yang akan selalu mengingatkan mereka bahwa manusia pernah memburu kawanan menggunakan panah. Dan sebagai euforia yang akan selalu mereka kenang, yaitu dengan memainkannya.

Seolah terjadi ekspansi di tengah-tengah kerumunan, ketika sosok gagah yang nyaris menguasai separuh daratan di Sera land-sebagai pack terbesar dan terkuat, Zirap Sero Pack-meninggalkan lapangan panahan. Langkahnya terayun umpama musim salju yang membawa badai dingin tidak berkesudahan. Kawanannya menggigil seketika. Dan sekali lagi, dia tidak peduli.

Sera Land-dunia immortal yang dihuni kaum serigala, vampir, dan manusia. Ada tiga pulau besar yang berpenghuni; Serophin, pulau bagi para wolf. Seiraphin, pulau para vampir. Sementara Serephin, diperuntukkan untuk bangsa manusia.

Beratus-ratus tahun yang lalu, ketika daratan Sera Land masih diapit kedamaian, dan pulau besarnya belum terpecah. Semua bangsa dan beragam makhluk hidup berdampingan. Tetapi, keserakahan dan kedengkian merajalela di daratan seiring waktu berjalan. Perang pun tidak terelakkan, kekacauan di mana-mana, dan kata damai seolah menjadi sesuatu yang tabu untuk diungkapkan.

Sementara rekaan terus berkibar di daratan, memaksa tiap kaum bertempur dengan tujuan masing-masing; bertahan, menginvasi, atau bahkan sekedar ingin menunjukkan kuasa.

Tidak ada yang pernah tahu, siapa yang memulai. Tidak ada yang pernah mengira, jika perpecahan akan benar-benar terjadi. Bangsa manusia yang merasa diremehkan, melawan balik dengan kekuatan seadanya. Mereka menyerang bangsa serigala, vampir, dengan beribu taktik dan akal licik.

Manusia, tidak bisa diremehkan.

Ketika Sera Land tengah dilingkupi kemalangan serta kegelapan. Moon Goddess mengambil alih untuk menghentikan perang. Sebagai implikasi atas itu, satu pulau besar di dunia immortal terpecah menjadi tiga bagian. Dibagi rata, untuk tiga kaum penghuni.

Alpha and a Hermit (Tamat)Where stories live. Discover now