Bagian 2

257 16 0
                                    

         Manik hijau Lady Alice berkilat marah

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

         Manik hijau Lady Alice berkilat marah. Bibirnya yang semerah darah di antara seputih kapas kulitnya, bergetar dengan kemarahan tiada dua. Ada dua hal yang paling dibencinya di Serophin. Ketika keinginannya tidak terpenuhi, dan saat Alpha Yon terlihat dekat dengan seorang perempuan—tidak dekat dalam arti sebuah hubungan—bahkan jika itu omega.

        Kipas kulit di tangannya berkibar, menutupi separuh wajahnya yang rupawan. Batinnya berteriak, ingin meleburkan seorang serigala betina yang tidak sengaja menyentuh sang alpha. Sementara arena latihan tengah dikerumuni para warrior pemula, orang-orang berdatangan, menonton, atau sekedar memberi semangat kepada warrior pilihan mereka dalam duel percobaan.

        Setiap tahun, akan diadakan pelatihan massal untuk serigala-serigala muda yang berpotensi menjadi warrior hebat di masa depan. Dalam pelatihan, ditiap bulannya akan diadakan duel untuk menilai sejauh mana perkembangan mereka. Tidak main-main, sebab duel dilakukan besar-besaran. Dibuat arena besar dengan tribun penonton berkapasitas ribuan. Meski begitu, ini hanya berlaku di Zirap Sero Pack—pack paling besar dan terkuat di Serophin.

       Bulan ini, adalah bulan ketiga selama pelatihan dimulai. Dan sejauh ini, ratusan warrior pemula telah berkembang dengan pesat.

        Lalu di sisi teratas tribun penonton, sosok paling berkuasa—Yon Steve—duduk dengan gagahnya, didampingi dua orang kepercayaannya; Luce dan Zigot. Seolah-olah, duel maut yang tengah berkoar menggaungkan kemenangan di bawah arena tidak berarti apapun. Sebab nyatanya, atensi paling banyak justru diarahkan kepada sang alpha. Mayoritas dari mereka tentu para serigala betina, termasuk Lady Alice.

        Perempuan muda itu duduk di tribun sebelah, berhadapan langsung dengan sosok pujaan hatinya yang perkasa. Tempat di mana tak seorang pun wanita ditempatkan, kecuali omega yang bertugas melayani para petinggi. Bahkan jika demikian, kemarahan sang Lady mencuat naik. Dia merasa cemburu, saat omega bergerak mendekat dan meletakkan sebuah hidangan di hadapan Yon.

       Terlebih, tanpa sengaja menyentuh lengan sang alpha.

       Manik Lady Alice berkilat; menandai omega tersebut.

       "Lady Alice, siapakah yang sedang kamu taruhkan kali ini?" Dari tempat duduk sebelah kanan, wanita bersanggul paling tinggi di antara para Lady kasta serigala, puteri dari keluarga gamma—Lady Amerta—mengangkat pertanyaan kepada lady paling cantik di Serophin—Lady Alice.

         Lady Alice kontan berbenah diri, menghilangkan raut kesal di wajahnya. Dia berbalik hanya untuk memasang senyum semanis madu, dengan taburan sopan santun di atasnya. Berpikir sesaat, telunjuknya yang sebening kristal segera mengarah kepada seorang pemuda tinggi, berambut sedikit keriting dengan senyum cerah. "Di sana. Aku bertaruh untuknya," ujarnya.

         Lady Amerta mengernyit. "Benarkah? Sayang sekali, padahal aku pikir Lady akan memilih Arwana. Dia terlihat tangguh."

         Lady Alice tersenyum. Tidak berniat memberi tanggapan apapun, merasa meladeni Lady Amerta hanya akan membuang waktu. Toh, dia tidak pernah suka dengan acara duel semacam ini. Satu-satunya tujuan dia sampai ke tempat ini adalah untuk melihat sang alpha.

Alpha and a Hermit (Tamat)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora