Bagian 77 Gadis?

90 6 0
                                    

Ketika Alpha Vraco keluar dari dalam gua, Luce dan Aluna kontan beranjak dari posisinya lantas menghampiri pria itu. Dari dekat Luce bisa melihat bagaimana kacaunya penampilan sang Alpha. Baju compang-camping, rambut semrawut, dan jangan lupakan cairan merah kental dengan sedikit noda kecoklatan menghiasi nyaris semua pakaiannya. Luce seketika meringis, tetapi ia tahu bahwa dengan melihat penampilan seperti itu saja, ia bisa merasakan bagaimana perjuangan sang Alpha sebelumnya.

Luce segera meraih jubah milik Alpha Vraco yang Aluna pegang sejak tadi. Sengaja mereka menyediakannya sebab berpikir hal semacam ini pasti akan terjadi. Benar saja, kondisi Alpha Vraco justru terlihat mengenaskan.

"Anda terlihat sang buruk," komentar Luce sembari meringis. Pria itu kemudian bergerak cepat menyelimuti sang Alpha dengan jubah yang baru saja ia raih dari Aluna. Di sisi lain, Vraco hanya bisa terkekeh kecil. Ia terlalu lelah hanya untuk menanggapi candaan Beta Zirap Sero Pack itu.

Semrawut wajah sang Alpha semakin terlihat begitu ia termenung lantas ingatannya mengulang kejadian di dalam gua. Ia mengernyit sesaat, tatapi kemudian menarik napas lantas membuangnya dengan kasar. Sepertinya ia butuh istirahat mengingat pikirannya terlalu disibukkan dengan banyak hal. Apalagi setelah pertarungannya dengan monster aneh tersebut.

Monster yang nyatanya memiliki Bunga Iblis Merah di dalam mulutnya.

Dan hal itu cukup mengejutkan Vraco.

"Jadi, apa sekarang kita bisa tinggal di dalam sana?" Aluna bertanya saat Vraco bergerak duduk di bawah pohon yang sebelumnya ia gunakan untuk berteduh bersama Luce, sembari menunggu kedatangan sang Alpha.

Vraco kemudian melirik gadis manis itu. Tidak ada riak berarti di balik wajahnya sementara di sisi lain tangannya bergerak mengusap noda yang di sana. Cukup lama Vraco terdiam, sampai akhirnya ia menatap Luce yang nyatanya sedang menatapnya. Vraco berkata, "Luce, aku mendapati sesuatu yang aneh." Kedua alis sang Beta kontan bertaut kebingungan. Tubuhnya bergerak untuk mendekatkan diri dengan sang Alpha, berniat ingin mendengar penjelasan yang lebih jelas.

"Apa yang Anda maksud adalah mengenai monster itu?"

Vraco mengangguk cepat. "Luce, monster itu memiliki bunga iblis di dalam mulutnya. Aku curiga jika hal ini lah yang sudah dijelaskan dalam surat informasi bahwa bunga iblis kini dapat menjelma menjadi monster mengerikan." Ada binar kengerian yang terpancar di manik Vraco. Kedua bola mata itu bahkan menerawang jauh ke depan seolah-olah ia sedang berdebat dengan pikirannya sendiri.

Luce terdiam. Kemungkinan apa yang baru saja katakan sang Alpha adalah benar, bahwa monster itu adalah jelmaan bunga iblis. Kendati ukurannya terbilang cukup kecil dari kebanyakan monster. Namun bukan berarti ukuran mereka menjadi patokan, kuat tidaknya para monster itu, sebab, terkadang  bahkan ada beberapa monster berukuran kecil tetapi memiliki kekuatan yang benar-benar hebat.

"Alpha, aku rasa apa yang Anda pikirkan memang lah benar," kata Luce, menyuarakan isi hatinya cukup jelas. "Bukankah kita sudah mendapat kabar sebelumnya jika Alpha Yon dan kelompoknya pun telah bertemu dan melawan para monster jelmaan bunga iblis. Jadi, tidak menutup kemungkinan jika yang baru saja Anda kalahkan di dalam gua adalah bagian dari mereka."

Vraco menatap Luce, detik berikutnya pria itu mengangguk membenarkan. "Berarti yang perlu kita lakukan sekarang ialah meningkatkan kewaspadaan, mengingat bunga iblis kini sudah tiba di kawasan ini. Bisa jadi, para monster akan segera menuju desa dan memangsa penduduk."

Betapa terkejutnya Aluna mendengar penuturan itu. Selama ini, desanya selalu damai dan tidak sekalipun ia mendapati adanya gangguan bahkan di tengah wabah bunga iblis yang telah menginvasi daerah-daerah lain. Namun nyatanya, ia seolah tertampar begitu tahu jika bunga iblis pun sudah sejak lama berada di antara mereka. Dasarnya, musuh hanya bersembunyi dan baru menampakkan diri setelah merasa menemukan waktu yang tepat.

Alpha and a Hermit (Tamat)Where stories live. Discover now