Bagian 19 Pembunuh Bayaran

144 11 0
                                    

Tidak menemukan peramal bulan di desa para vampir, Isabel melanjutkan perjalanan menuju pulau manusia. Menurut peta, tepat di bagian barat yang dipenuhi gurun pasir, seorang pria peramal pernah tinggal di sana dan ke sana lah tujuan mereka sekarang. Nyaris dua bulan ketiganya berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Sementara itu, bukan masalah besar jika Isabel dan kedua kawannya menyisikan beberapa langkah untuk mencari selama perjalanan, sebelum tiba di Desa Gurun.

Wilayah mereka saat ini dipenuhi tebing tinggi sementara permukiman warga berada tepat di bawah celahnya. Hawanya dingin namun tidak seekstrim pulau vampir. Terlalu banyak tebing menyebabkan matahari tidak dapat bersinar optimal. Karenanya, nyaris semua tempat dipenuhi lampu dan pencahayaan buatan. Tempat ini indah dengan penataan yang mengagumkan. Pemanfaatan alam dinomor satukan dan karenanya panorama dapat terekspos dengan sempurna di waktu yang tepat.

Isabel pikir, tempat ini-Yeerk-adalah yang paling menakjubkan sepanjang ia menempati banyak tempat. Penduduk yang ramah dan sikap toleransi mereka menambah kesan aman kepada turis asing, terutama pengelana macam Isabel. Dan kerena uang persediaan mereka nyaris habis, Liam dan Stick tidak punya pilihan mencari pekerjaan sampingan sebagai penjual roti di jalanan Yeerk. Sementara Isabel dimanjakan untuk tidak bekerja mengingat kondisinya yang tidak stabil-tanda kutukan-di lehernya terkadang menggila bahkan di siang hari. Meski tidak setiap hari hal itu terjadi.

Terkadang Stick justru berpikir adanya Yon dapat membuat Isabel lebih baik. Sumber obat wanita itu jauh lebih dekat dan pemulihan dapat terjadi dengan cepat. Jarak mempengaruhi tanda Isabel, kalau satu dua menit ia menjumpai rasa sakit, jiwa Yon yang berkelana untuk mengobatinya akan muncul tidak lama setelahnya, seperti yang terjadi di pulau vampir. Tetapi kini, butuh waktu berjam-jam bagi Isabel tenggelam dalam penderitaan hingga kemudian jiwa sang Alpha datang kepadanya.

Mungkinkah pria itu sengaja? Tidak, mereka tahu bahwa jiwa yang berkelana bukan atas dasar kesadaran. Jiwa itu hanya tidak dapat menjangkau Isabel yang begitu jauh. Kemungkinan mereka memiliki batas maksimal untuk pergi terlalu jauh dari raga asli.

Meski begitu, Isabel tidak mempermasalahkan. Kendati ia harus merasa sakit seolah maut membayangi, dia tidak akan mendatangi Yon. Pria itu sudah cukup banyak melecehkannya. Namun, jika jiwa pria itu datang dengan sendirinya itu bisa jadi hal yang berbeda. Isabel sama sekali tidak menolak ketika ia disembuhkan tetapi ia menolak untuk sembuh kerena mendatangai sang Alpha. Menurutnya, itu jelas dua hal yang berbeda.

Isabel sedang duduk di balkon kamar lantai empat tempat penginapan sementara wajahnya yang beku menatap ke arah pegunungan tinggi di Yeerk di sisi kiri. Pegunungan menjulang seolah menebar pesona, sedang kilau lampu menerangi sudut-sudut permukiman warga di bawah sana. Isabel menyukai tempat tinggi, sementara penginapan ini yang tertinggi dibandingkan yang lain, memungkinkannya untuk mendengar serta mencium berbagai hal. Suara-suara terdengar dari kejauhan. Berisik. Berkicau. Beragam aroma menyeruak, memberikan Isabel gambaran seperti apa aktivitas orang-orang di luar.

Tetapi kemudian, tiba-tiba wanita itu menangkap renungan. Ia berpikir sudah sejauh mana Derekt beraksi di luar sana sementara dirinya bahkan masih tidak menjumpai peramal bulan. Mencari peramal terlalu mengulur waktu namun sama sekali tidak bisa diabaikan. Kalau seperti ini, mereka tidak akan mendapatkan air suci. Isabel mendesah, pada akhirnya mereka dikejar tenggat waktu yang kian menyempit.

Bahaya jelas telah mendekat!

Dari sudut manapun, seseorang akan melihat Isabel terlalu terlarut dalam angan sementara pemandangan kota ditambah pegunungan, membuainya untuk mendukung perasaannya yang sedang dibalut gundah. Sayangnya, kendati Isabel termenung dengan pikiran melalang buana. Ia menyadari seseorang telah mengintainya dari jarak lima ratus meter di bawah penginapan. Aroma mereka terlalu pekat untuk seseorang yang damai tanpa maksud lain. Mereka terlalu gelap dan dipenuhi kebencian yang membayangi pergerakan. Ketika tangan, kaki, atau bahkan anggota tubuh manapun yang bergerak, aroma disertai hawa membunuh yang besar itu telah tercium dan begitu menggangu Isabel.

Alpha and a Hermit (Tamat)Where stories live. Discover now