59. Rumah Sakit.

1.5K 213 63
                                    

"Janji-janji manis untuk selalu bersama, bahkan janji dalam sebuah ikatan pernikahan pun bisa diingkari. Lalu apa kabar dengan janji yang hanya sebatas ucapan atau pesan yang spontan dari ponsel."

"Disebut apa biasanya? Oh iya, virtual namanya."

***

Helena membawa kantung plastik berisi makanan untuk teman-temannya. Helena menyeret dua kantong plastik karena kesusahan.

"Sini gue bantu."

"Thanks, Kai. Gimana? Udah ada kemajuan dari Queen?"

"Ya gitu," jawab Kaisar lesu.

Helena menepuk pundak Kaisar pelan, menyemangati. "Queen itu cewek yang kuat, dia gak bakal kenapa-kenapa kok, tenang aja."

Kaisar hanya membalas ucapan Helena dengan senyuman. Dia juga berharap seperti itu.

Helena terkejut karena tiba-tiba tubuhnya terdorong menjauh dari Kaisar. Untung saja makanan-makanan yang dibawanya tidak tumpah.

"Lo kenapa?" tanya Kaisar terlihat bingung, dia mengulurkan tangannya pada Helena tapi langsung ditepis oleh seseorang.

Aksa.

Kaisar menatap Aksa bingung, dia membiarkan Aksa membantu Helena berdiri.

"Sakit banget!"

"Maaf, kelepasan," kata Aksa dingin. Dia merebut kantong plastik yang berada ditangan Kaisar dan membawanya pergi.

"Kenapa tuh cowok?" Helena menggelengkan kepalanya, dia juga tidak mengerti dengan sikap Aksa.

"Oh gue tau, nih. Udah cair?" Kaisar menaik-turunkan alisnya menggoda.

"Tau ah! Ayo liat Queen!" Kaisar tersenyum kecil melihat tingkah Helena dan Aksa.

"Nih makanan, makan dulu. Kalian dari kemarin sibuk disini." Helena menyodorkan satu nasi kotak kepada Diky. Diky menggeleng menolaknya, wajahnya terlihat lesu.

"Makan Dik, jangan kayak gini."

"Nanti aja, Helen. Gue gak laper," tolak Diky kembali.

"Tolong cairkan suasana, Ran, Dik. Gue gak mau pada diem-dieman gini," bisik Helena pada Randy dan Diky.

Randy dan Diky menggeleng serempak. "Gue gak bisa, kali ini rasanya semua candaan dan lelucon yang ada di kepala gue buyar, beku, gak ada. Gue gak bisa mikir, gue lagi khawatir sama sahabat gue."

Helena menghela napas panjang, dia akhirnya menyerah. "Iya udah, kalau lapar makan ya."

"Makan." Helena mendongak menatap Aksa yang meletakkan satu nasi kotak dipangkuan Helena.

"Gak lapar."

Aksa mengambil kembali nasi kotak dipangkuan Helena dan membukanya. "Makan, gak usah bantah!"

"Kai, lo gak makan?"

Kaisar menoleh dan menganggukkan kepalanya. "Mana sini."

Belum sempat Helena memberikan makanan pada Kaisar, Aksa berada dihadapannya dan menyodorkan paksa sesendok nasi pada mulutnya.

"Mana makanan gue?"

Aksa menghalangi Kaisar yang mendekat pada Helena. "Minta ke Indah!"

"Gila nih cowok," cibir Kaisar lalu memilih mencari Indah. Dia melangkah maju, tapi Aksa kembali menghalangi jalannya. "Apa lagi sih Sa?! Sumpah gue kepret juga lo!"

EINFARBIGE [Monokrom]Where stories live. Discover now