32. Kurang ajar emang.

1.4K 191 74
                                    

"Gue emang sering bercanda, sering banget malah. Tapi, untuk rasa. Enggak! Gue gak pernah bercanda soal itu. Karena gue tau, bercanda sama rasa itu menyakitkan."

—Diky.

***

Helena duduk merenung sendiri di kursi taman sekolah. Dia tidak menyadari ada seseorang yang sedari tadi mondar-mandir dengan sengaja didepannya.

Orang itu, Diky. Dia ikut duduk karena lelah dan tidak ternotice sama sekali oleh Helena. Dia mengikuti gaya Helena yang menopang dagu dengan kedua tangannya.

"Lo kenapa sih wahai sahabatku?" tanya Diky tidak dijawab oleh Helena.

"Wey! Tatapan mu itu kosong, Helena! Kalau dirasuki setan, kan berabe!"

Helena masih diam. Diky mulai sadar dan berpikir, sepertinya Helena sedang ada masalah.

"HELENA ALEXANDRA! BULE KU! CANTIKKU!" teriak Diky menarik tangan Helena yang menopang dagunya.

Helena menoleh dan mendengus sebal. "Apa sih?"

Diky cengengesan menampilkan deretan gigi rapinya. Akhirnya Helena yang cantik ini mau berbicara.

"Galau ya? Siapa coba yang berani-beraninya bikin bule gue tersayang ini galau? Sinilah duel sama gue!"

"Gak ada."

Diky berdecak sebal mendengar itu. "Kebanyakan gaul sama Aksa Lo!"

Helena menundukkan kepalanya karena mendengar nama Aksa. Rasanya masih sesak jika tiba-tiba mengingat Aksa.

"Nangis Lo?" Diky menarik wajah Helena dengan cepat dia mengusap air mata Helena dengan jempolnya.

"Enggak, kampret jangan nangis! Bisa didemo Lion Kingdom girls gue kalau Lo nangis," kata Diky masih bisa bercanda.

Diky semakin kelabakan karena mendengar isakkan Helena semakin terdengar jelas. "Lo kenapa?" tanya Diky panik.

"Gue ... gue sakit hati." Helena mendongak sesegukan, seperti seorang anak yang mengadu pada ayahnya.

Dia membiarkan wajahnya memerah dan mengeluarkan air mata dengan sangat deras.

Kini Helena membiarkan seseorang melihat air matanya. Jika tadi bersama Chika, Helena tidak memperlihatkan air matanya karena Helena takut dia akan terhasut oleh Chika. Helena takut setan yang merasuki Chika tiba-tiba jadi berpindah padanya.

"Kenapa? Siapa yang berani bikin Lo nangis kayak gini?" tanya Diky dengan rahang mengeras, membiarkan Helena menyembunyikan wajahnya dibalik dadanya.

"Sakit Dik ..." adu Helena kembali.

"Aksa ya? Kurang ajar tuh anak! Gak tau aja kalau gue marah gue bisa cabik-cabik mukanya itu!"

"Janganlah," ucap Helena mendongakkan kepalanya kembali.

Diky mendengus kesal. Dia melepaskan diri dari pelukan Helena dan menatapnya dengan serius. "Berhenti Helen! Gue gak mau liat Lo nangis kayak gini! Gue gak suka!"

"Rasanya ... rasanya sakit, Dik. Gue sakit hati," lirih Helena menyandarkan kepalanya pada Diky.

"Udah ya, Lo tau gak kalau Lo nempel-nempel gini jantung gue berasa lagi dugem tau, kurang ajar emang," keluh Diky dengan wajah tegangnya.

Dia memang sering ditempeli oleh teman-teman ceweknya terutama Queen. Tapi, sekarang berbeda kalau Queen sudah sangat biasa karena Queen memang hobi senderan dan Queen juga sudah seperti adiknya sendiri. Lalu ini, ini adalah Helena, cewek yang sangat disukai Diky.

EINFARBIGE [Monokrom]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin