40. Via Telpon.

1.4K 203 88
                                    

"Capek ah berharap sama lo, bawaannya bikin down mulu."

-Helena.

***

Helena mengguling-gulingkan tubuhnya pada kasur miliknya. Pikirannya masih tertuju pada ucapan-ucapan Aksa yang terus berputar di kepalanya.

"Aksa lo bikin kepala gue serasa mau pecah!" Helena menarik rambutnya frustasi.

Ting...

Helena memiringkan tubuhnya untuk mengambil ponselnya yang berdenting.

Helena membekap mulutnya dengan kedua tangan dan menjatuhkan ponselnya tiba-tiba.

Helena mendapatkan panggilan telepon dari Aksa. Helena menarik napas dalam-dalam dan berdeham untuk mengatur suaranya.

"HALO!" Helena menjauhkan ponselnya dari telinga karena terkejut mendengar suara bentakan dari Aksa.

"LENA DENGER, KAN?"

Helena menggigit bibir bawahnya tidak tau harus mengatakan apa, Helena sangat bingung.

"Jawab! Gue udah chat lo tadi gak dibalas. Gue tau lo benci gue, tapi setidaknya pesan gue itu dibaca!"

Helena membuka room chat miliknya, dia menarik ujung bibirnya karena melihat deretan chat dari Aksa. Helena menggulir layar ponselnya membaca satu persatu chat dari Aksa.

"Lo tau, kan kalau gue males ngomong panjang!" Helena tersadar kembali karena suara dingin dari Aksa kembali terdengar.

"L-lo marah?" tanya Helena takut.

Beberapa detik, tidak ada jawaban. Helena melihat ponselnya, telpon itu masih terhubung tapi Aksa tidak menjawabnya. Apakah Aksa benar marah?

"Gue khawatir."

"Oh my Gosh!" Helena terkejut, dia memegangi dadanya dan menghempaskan tubuhnya pada kasur.

Brukk...

"Sakit," lirih Helena mengusap kepala bagian belakangnya yang terkena ujung ranjang.

"Ada apa?!"

"Bisa-bisanya gue kejedot." Helena hanya meringis tanpa menjawab pertanyaan Aksa.

"Aksa ..." panggil Helena lirih.

"Iya?"

"Bisa-bisanya cuman jawab iya doang bikin jantung gue berasa dangdutan," kata Helena terkekeh pelan.

Terdengar dengkusan pelan dari Aksa. Aksa pasti sudah merasa kesal, iya memang Aksa cepat sekali merasa kesal.

"Apa Lena?" tanya Aksa kembali karena Helena tak kunjung berbicara.

"Boleh tanya gak, Sa?" tanya Helena pelan.

"Hm, apa?"

"Sekarang boleh berharap?" tanya Helena kembali dengan suara yang sangat pelan.

Aksa terdiam, Helena kembali menggigit bibir bawahnya menunggu jawaban Aksa.

Helena bertanya-tanya apakah Aksa mendengar pertanyaan Helena tadi atau tidak?

"Sa," panggil Helena.

"Bantu gue, ya?"

Helena mengernyit heran. "Bantu apa?"

"Bantu mewujudkan harapan lo, Lena."

Helena terdiam beberapa saat karena mencoba mencerna ucapan Aksa.

EINFARBIGE [Monokrom]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang