12. Aksa kenapa?

1.4K 193 89
                                    

"Mungkin kemarin kamu merasa sakit, tapi sekarang kamu akan merasa lebih baik. Atau mungkin bisa juga sebaliknya, karena kita ketahui bersama kalau tidak ada yang abadi di dunia."

***

Aksa mendesah berat, dia selalu memikirkan hal yang membuatnya merasa aneh. Hal-hal rumit yang membingungkan.

"Gue rasa ... gue suka Helena."

Aksa menghentikan langkahnya, dia sangat mengenali suara itu. Suara ... Diky.

Aksa mengerutkan keningnya, dia terpaksa mendengarkan sesuatu yang membuatnya kembali bingung.

"Hah?! Helena? Gila lo!"

"Iya, dia cantik banget bagi gue. Matanya, cara dia ngomong itu benar-benar bikin gue ngerasa dia itu bisa mengubah dunia gue."

"Siapapun itu Diky! Tapi gue mohon jangan Helen. Lo tau kan, Aksa ..."

"Helen suka Aksa? Iya, gue tau. Tapi, kan Aksa gak suka Helena," tutur Diky membantah Randy.

"Tetep aja! Lo mau Lion Kingdom hancur?"

"Maksudnya? Lo mikir kalau perasaan gue bisa menghancurkan persahabatan kita?"

"Iya!" Randy mengusap wajahnya kasar. "Ini yang membuat gue gak mau jatuh cinta! Gue gak mau dibodohi oleh perasaan gue sendiri!"

"Gue bukan elo, Randy! Kalau gue suka sama seseorang itu hanya satu dan gue akan berusaha mendapatkannya."

"Tapi ... Helen?" Randy mendengus kasar. Dia benar-benar terlihat kesal dan tidak habis pikir.

"Aksa gak suka Helena!"

"Belum! Bukan enggak! Gak mungkin Aksa gak suka Helena karena mereka udah terbiasa bersama. Sadar atau enggak Aksa pasti suka sama Helena!"

"Gue bakal kejar Helen! Gak akan gue lepasin Ran!"

"Sudah gue duga," gumam Aksa menghembus napasnya kasar.

Aksa memilih untuk berbalik menaiki tangga rooftop. Aksa merogoh saku celananya mengeluarkan pemantik dan rokoknya.

Asap mengepul disekitar Aksa. Perasaannya sangat aneh, tidak menentu. Seharusnya dia biasa saja mendengar kalau Diky menyukai Helena. Karena Aksa tau siapa yang dia cintai sebenarnya.

Benar yang dikatakan Helena, Aksa plin-plan. Aksa tidak bisa mengerti dengan perasaannya sendiri.

Brak...

Aksa melemparkan sesuatu yang ada disekitarnya. Aksa menutup wajahnya dan mengusapnya dengan kasar.

"Gue rasa ... gue suka Helen."

"Aksa! Gue tuh suka banget sama lo!"

"Gue ... cinta sama lo!"

Suara-suara itu terdengar jelas ditelinga Aksa. Aksa benar-benar tidak mengerti. Dia tidak boleh egois, dia tidak mencintai Helena. Dia tau siapa yang dicintainya. Tapi, Aksa juga tidak mau Helena pergi darinya.

"Apa lagi ini?!" Aksa mengusap kasar wajahnya berkali-kali. Ada bayangan dua perempuan dalam benaknya.

Helena bisa menenangkan Aksa, Helena berbeda. Tapi, tidak mungkin. Tidak bisa.

"Hai Aksa!" Aksa menggelengkan kepalanya tersadar.

"Aksa!"

"Mana nih tuan Darmawan aku!"

Aksa menghela napas panjang melihat senyum manis Helena yang baru saja datang.

"Aksa, gue bawa air mineral."

EINFARBIGE [Monokrom]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora