25. Care? (2)

1.3K 179 39
                                    

"Kemarin lo berjuang sampai rela sakit buat dia yang lo cintai. Sekarang, apa salahnya gue juga berjuang buat lo yang gue cintai."

-Diky.

***

Helena membuka satu matanya perlahan, dia ingat kalau Aksa menemaninya. Dia ingin melihat apakah Aksa nya sudah bangun atau belum.

Helena mengedarkan pandangannya dengan sebelah mata yang terpejam. "AKSA!" Helena melebarkan matanya karena tidak menemukan Aksa di manapun.

Helena langsung murung, untuk apa dia berharap Aksa masih bersamanya. Aksa bahkan sama sekali tidak menyukainya. Aksa pasti sudah pergi dari tadi malam.

Brak...

Pintu terbuka lebar membuat Helena terlonjak. Helena langsung menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut karena terkejut.

Siapa lagi itu?

"Lena butuh Aksa," gumam Helena pelan. Dia masih was-was karena penyerangan kemarin.

Dia tidak takut dengan orang-orang itu. Dia hanya takut wajah cantiknya menjadi sasaran. Helena takut wajahnya penyok, bisa-bisa Aksa semakin tidak menyukainya.

"Lo kenapa?"

"Pergi! Gue mau Aksa!"

"Gue disini Lena." Helena menggeleng cepat, dia ketakutan.

"Gue disini, Lena." Helena merasakan selimutnya ditarik, dia menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Lena, ini gue." Aksa menarik tangan Helena yang menutupi wajahnya.

Kali ini Aksa yang terkejut karena Helena memeluknya secara tiba-tiba. Aksa masih berusaha melepaskan pelukan Helena.

"Modus lo ya?" tanya Aksa memundurkan tubuhnya dan mengangkat kedua tangannya.

"Enggak," bantah Helena menggelengkan kepalanya.

"Lepas!"

"Gue takut, Aksa. Gue takut," kata Helena melepaskan pelukannya dari Aksa.

Aksa memilih untuk mengabaikannya, dia membuka plastik yang dibawanya dan mengeluarkan dua kotak yang berisi makanan dan membukanya.

"Aksa darimana? Terus Aksa kenapa buka pintunya kayak gitu?" tanya Helena menundukkan kepalanya.

"Dari kantin," jawab Aksa meletakan bubur didalam mangkuk dan menyodorkannya pada Helena.

"Terus kenapa Aksa buka pintu kayak preman?"

"Elo teriak," jawab Aksa membuat Helena mengerutkan keningnya bingung.

"Ak-"

"Makan!" Aksa meletakan mangkuk bubur didepan Helena hingga mengeluarkan bunyi yang cukup keras.

"Bisa lebih kasar lagi tidak? Ini gadis yang terbaring di sini masih lemah," kata Helena memanyunkan bibirnya.

"Makan, lo harus minum obat."

"Gak mau, gak mau makan. Gak mau minum obat juga," tolak Helena mendorong mangkuk bubur itu menjauh darinya.

"Makan, gak usah nyusahin."

"Oke gue mau makan, tapi suapin."

"Manja," kata Aksa memelototi Helena yang menundukkan kepalanya.

"Gak gitu, gue gak mau makan pokoknya."

"Gak usah nyusahin," jawab Aksa dingin.

Helena menunduk dalam, rautnya memancarkan kesedihan. "Padahal apa susahnya sih nyiuapin doang?" katanya sendu.

EINFARBIGE [Monokrom]Where stories live. Discover now