53. Pertengkaran.

1.6K 225 172
                                    

"Ditarik ulur itu menyakitkan, bukan?"

***

"Jelasin sama gue, semuanya." Aksa menatap tajam gadis didepannya. "Gak usah takut, gue gak akan apa-apain lo, asal lo jujur," kata Aksa masih berusaha bersabar.

"Ja—jadi kemarin aku ... aku gak sengaja dengar dia ngomongin Kak Helen dan Kak Queen ... aku ... aku cuma ..."

"Dia ngomong apa?!"

Gadis itu memundurkan tubuhnya dan menunduk dalam. Bahunya bergetar karena takut.

Aksa memejamkan matanya sejenak karena dia merasa sudah cukup keterlaluan. Dia tidak boleh membuat gadis ini takut, dia cukup Helena yang menjauh karena sikapnya. "Maaf, gue gak bermaksud," ucap Aksa menurunkan nada bicaranya.

"Di—dia bilang ... dia akan menghancurkan kak Helen dan kak Queen bergantian. Mereka akan menghancurkan kalian semua," katanya membuat Aksa mengepalkan tangannya.

"Lo gak ikut-ikutan, kan?" Dia menggelengkan kepalanya cepat, dia tidak mungkin berani melakukan itu.

"Tapi ... Raka salah paham, kak."

"Tenang aja," kata Aksa menatap gadis itu lalu pamit pergi.

🕊️🕊️🕊️

Aksa berlari kembali ke UKS untuk menemui Helena. Dia merasa tidak sabar untuk melihat reaksi Helena ketika membaca sesuatu yang ada di ponselnya.

Aksa terkekeh geli mengingat tulisan itu. Dia merasa geli sendiri karena menurutnya baru kali ini dia sealay itu.

"Gue benar-benar mau lupain Aksa, Rak. Gue capek banget sama perasaan gue sendiri, gue mau benci dia, Rak."

Aksa menghembuskan napasnya pelan, memundurkan langkahnya mendengarkan ucapan Helena.

"Gue emang kecewa dan benci sama Aksa tapi ... tapi, perasaan gue masih sama, gue masih sangat suka Aksa, gue gak bisa lupain dia, Rak!"

Aksa tidak bisa menahan senyumnya, dia sangat bersyukur sekarang. Tadinya, dia pikir Helena akan benar-benar pergi darinya. Ternyata, Helena masih sama, masih Helena-nya.

"Aksa bilang sesuatu yang aneh, Rak. Dia bilang kalau dia cinta sama gue, walaupun gak secara langsung. Tapi, enggak! Gue gak bisa nerima dia."

"Kenapa? Kan, lo suka dia?"

"Gue masih kecewa ..." Senyum kecil tersungging dibibir Aksa, melihat Helena yang merengek lucu.

Aksa sangat merindukan rengekan itu, dia merindukan kebawelan Helena, dia merindukan ocehan panjang lebar Helena. Dia merindukan ... Lena-nya.

Raka menggenggam tangan Helena erat. "Gak papa kak, nanti juga lo bakal terbiasa jauh dari tuh setan."

"Lena." Helena menarik tangannya dari Raka menatap Aksa yang masuk kedalam UKS dengan wajah tenangnya.

Raka juga ikut menatap Aksa, bedanya tatapan Raka terlihat berbeda, entah kenapa.

Aksa mendorong Raka dengan sengaja membuat Raka hampir terjatuh.

"Lo ngapain sih ganggu banget!" Raka benar-benar kesal dengan Aksa.

Aksa menaikan satu alisnya, lalu duduk disebelah Helena seenaknya. "Kenapa? Gue ganggu? Lo kali yang ganggu."

"Apaan? Lo nyelonong masuk, duduk seenaknya, geser posisi orang seenaknya, itu apa kalau gak ganggu?!"

Aksa mengangkat kedua bahunya acuh. Dia menatap Helena dan memberikan susu kotak dengan rasa kesukaan Helena.

EINFARBIGE [Monokrom]Where stories live. Discover now