61. You are mine.

1.5K 208 125
                                    

"Jangan suka goshting. Entar kena santet terus jadi ghost beneran, baru nyaho lo!"

***

"Lagi ngapain?" Helena menoleh sebentar lalu bergumam.

Aksa mendudukkan diri disebelah Helena dan menaruh susu kotak vanilla dan kotak makan berwarna biru muda dipangkuan Helena.

Akhir-akhir ini Helena selalu mengabaikan Aksa. Aksa heran, dia bingung karena dia tidak merasa melakukan kesalahan.

"Mau makan gak?" Aksa bertanya berkali-kali.

"Gak."

Aksa menghembuskan napasnya pasrah, dia bersandar pada lengan Helena dan menariknya paksa.

"Apaan sih Aksa?! Lo berat, seriusan!"

Aksa menggelengkan kepalanya dan tetap meletakkan kepalanya pada pundak Helena. "Gue ada salah ya?"

"Enggak," sahut Helena seadanya.

Kali ini hening. Aksa menoleh kearah Helena yang diam, dia merasa terganggu. Dia tidak suka Helena mengabaikannya.

"Serius gue gak ada salah?"

"Enggak ada."

"Terus kenapa lo diemin gue?"

"Mau aja."

Aksa menghela napas pelan. Dia menelungkupkan wajahnya dilipatan tangan.

"Tadi gue lihat cewek—"

"Terus lo suka cewek itu?"

"Bukan," jawab Aksa menatap Helena datar. "Mirip Queen."

"Ceweknya mirip Queen?"

Aksa mengangguk membenarkan. Dia menghela napas panjang, kepalanya pusing karena mungkin kurang tidur.

Beberapa Minggu setelah perginya Queen keadaan memang sangat kacau, semua sahabatnya menjadi pendiam. Bahkan sampai sekarangpun masih begitu. 

Aksa juga sibuk memikirkan Helena. Dia mencoba membuat Helena kembali seperti semula.

"Makan." Helena menggeleng membuat Aksa mendesah frustasi. "Nanti sakit."

"Lo sendiri udah makan?" Aksa terdiam lalu menggeleng karena Helena membalikan pertanyaan. "Nanti sakit," lanjutnya.

"Makan bareng ya?" Helena tau Aksa juga belum makan.

"Lo aja." Kotak makan hanya satu, Aksa tidak mau porsi makan Helena kurang karena berbagi dengan ya.

"Enggak mau. Makan bareng ya?" ulang Helena.

Aksa tetap menggeleng membuat Helena mendorong kotak makan itu kembali. "Gak mau makan juga."

"Makan, guue gak mau lo sakit," bujuk Aksa lembut.

"Gue juga gak mau lo sakit," balas Helena tidak mau kalah.

Aksa menghela napas pelan. Dia menarik kotak makan itu mendekat pada Helena dan mengangguk.

"Aksa mau makan?"

"Iya," jawab Aksa cepat.

Senyum Helena mengembang, dia mengambil sendok dan garpu kemudian menyerngit. "Cuma ada satu, gimana dong?"

Aksa hanya mengangkat bahunya acuh. Dia menusukkan sedotan pada susu kotak milik Helena dan menyodorkannya.

"Aksa mau pakai garpu atau sendok?" Helena mengangkat garpu dan sendok meminta Aksa memilih.

EINFARBIGE [Monokrom]Where stories live. Discover now