34. Cooling down.

1.5K 204 69
                                    

"Lo boleh sakit hati. Tapi, gak boleh marah. Karena tugas-tugas kita hanya mencintai, urusan dibalas atau enggak itu resiko."

—Diky.

***

Helena berteduh di halte yang sudah tidak terpakai, dia memeluk dirinya sendiri karena sudah tidak kuat dengan dinginnya hujan. Ini juga sudah malam, Helena merasa bodoh karena meninggalkan tas berisi ponselnya didalam mobil Aksa.

Hujan yang sangat deras juga tidak kunjung berhenti. Helena benar-benar merasa seperti seseorang yang dibuang begitu saja.

Helena menggosok-gosok dan meniup tangannya agar terasa lebih hangat. Tidak, itu tidak membantu sama sekali.

"Apa taksi ... apa taksi gak ada niat buat lewat sini ya? Atau ... atau gak ada gitu yang mau mungut gue?" tanya Helena lirih.

Helena tidak tahan lagi, sudah dua jam lebih dia diguyur air hujan. Dia benar-benar pusing sekarang.

Helena mendengar suara mobil yang berhenti dengan samar. Entah hanya halusinasi Helena atau betulan dia melihat bayangan Aksa yang mulai memburam.

Helena menarik ujung bibirnya dan tersenyum hambar. "Ke—kenapa balik?"

Aksa diam dia hanya menatap Helena tanpa menjawab pertanyaannya.

"Mending pergi aja, gue .... gue okay kok ... Gak papa ..."

"Kal—kalau Lo takut gue akan ngadum. Gak Aksa ... Gak akan ... Gue gak akan ngadu ke Queen. Janji ..." ucap Helena sebelum menutup matanya, perlahan.

"LENA!" Aksa terkejut karena Helena hampir tersungkur didepan kakinya. Aksa menahan tubuh Helena agar tidak benar-benar terjatuh.

Benar, itu Aksa. Aksa kembali untuk menjemput Helena?

Aksa melepaskan jaket kulitnya dan membalut tubuh basah Helena dengan jaketnya.

Aksa membuka pintu mobilnya terlebih dahulu sebelum menggendong Helena untuk masuk kedalam mobilnya.

Sekarang Aksa merasa gelisah karena tidak sengaja menyentuh dahi Helena yang terasa sangat panas. Tangan Aksa beralih untuk menyentuh tangan Helena, Aksa cukup terkejut karena tangan Helena terasa sangat dingin. Wajah, terutama bibir Helena terlihat memucat.

"Maaf," lirih Aksa menggenggam erat tangan Helena. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana kemarahan teman-temannya terutama Queen ketika tahu semuanya.

Aksa menyetir dengan satu tangan karena tangan yang lainnya ada pada Helena. Aksa benar-benar merasa bersalah sekarang.

Aksa mengambil AirPods miliknya dan meletakkannya dibagian telinga.

"Ha—"

"Lo di apartemen?" tanya Aksa memotong sapaan orang dari seberang sana.

"Iy—"

"Gue ke sana sekarang!"

"Ok—"

Aksa mematikan sambungan telponnya sepihak. Dia memilih untuk kembali memfokuskan diri pada jalan dan juga Helena. 

Aksa mengerem laju mobilnya karena ada mobil yang berhenti mendadak didepannya. 

Macet!

Jalan raya yang diguyur hujan lebat mungkin juga selalu akan menimbulkan kemacetan.

EINFARBIGE [Monokrom]Where stories live. Discover now