58. Lebih baik?

1.3K 190 165
                                    

"Sahabat itu selalu ada, bukan datang pas lagi ada. Sahabat itu saling mengerti, bukan cuma mau dimengerti."

"Kalau gak bisa dapet sahabat yang baik, maka jadilah sahabat yang baik."

Lalu?

Dimanfaatkan...

***

"Lena," panggil Aksa lembut. Dia membawakan satu cup cokelat panas untuk Helena.

"SAHABAT MACAM APA LO!"

Aksa dan Helena saling tatap dan terlihat kerutan di dahi mereka.

"Kayak suara Queen, gak sih?" tanya Helena lirih.

"Gak tau, minum aja dulu. Mirip doang kali." Helena menyeruput cokelat panas miliknya.

Kening Helena berkerut kembali. "Pahit ya? Serius deh." Dia menyodorkan cup cokelat panasnya pada Aksa.

Aksa menunduk menahan senyumnya.  "Iya, itu cokelat murni soalnya."

Helena melotot terkejut. "Gak pake gula?"

"Gak."

"Gak pake susu?"

"Cokelat murni, Lena."

"Serius?"

"Iya."

"Pahit," gumam Helena kesal.

Brak...

"QUEENZA!"

Helena terlonjak mendengar suara sesuatu yang tertabrak dan suara teriakan seseorang yang sangat kencang.

Helena menoleh pada Aksa, perasaannya tidak enak. "Aksa?"

"Ayo kita liat." Aksa menarik tangan Helena dan menggandengnya pergi melihat apa yang terjadi sebenarnya.

Mereka menyebrangi jalan, mencari alasan seseorang yang berteriak.

Aksa dan Helena sama-sama terkejut karena tidak jauh dari mereka ada Queen yang sudah bersimbah darah dengan kepala yang berada dipangkuan King.

Aksa mengeratkan genggaman tangannya pada Helena karena melihat Helena yang lemas. "Ki—kita terlambat?"

"Queen ... Queen maaf, maafin King ..."

Aksa melihat Helena yang shock, dia menarik Helena kedalam dekapannya untuk menenangkan. "Queen kenapa?" tanya Helena mendongak menatap Aksa.

"Gak papa," jawab Aksa cepat.

Aksa mengusap punggung Helena menenangkan. Matanya tidak lepas dari Queen, sebenarnya Aksa takut, Aksa takut jika ada hal yang buruk terjadi pada Queen. Dia takut, Queen kenapa-kenapa.

"Cepetan panggil ambulans!"

"CHIKA!" Ada Chika yang akan melarikan diri, tidak dia terlambat. Tangannya dicengkeram kuat oleh Diky. Wajah Diky terlihat sangat serius. Sekarang tidak ada Diky yang humoris, tidak ada.

"Rama ... Rama gue nabrak Queen. Gue ... gue harus masuk penjara, gue orang jahat!" Rama mengalihkan pandangannya dari King. Dia tidak bisa melihat sahabatnya terlihat lemah seperti ini.

🕊️🕊️🕊️

Helena menggigiti kuku jarinya, dia menatap Aksa yang diam menatap ruangan Queen dengan tatapan kosong.

"PENGHIANAT!"

Semua tatapan tertuju pada Diky yang berteriak kearah Chika.

EINFARBIGE [Monokrom]Where stories live. Discover now