8. Salah Paham?

1.6K 204 120
                                    

"Apa adanya, Lena. Gak usah jadi orang lain, apalagi demi gue."

—Aksa.

***

Helena mengaduk-aduk susu kedelainya dengan tatapan terpaku pada Aksa yang menatap ponselnya tenang.

"Kalau gue oplas, gimana Sa?" tanya Helena menatap Aksa.

"Buat apa?"

"Supaya cantik lah. Supaya Aksa klepek-klepek," gumam Helena pelan.

"Sakit jiwa," cibir Aksa menatap Helena sekilas.

"Abis ini kemana?" tanya Helena mulai bosan dengan keadaan.

"Kantor," jawab Aksa tanpa mengangkat kepalanya.

"Ke kantor?" beo Helena tidak mengerti.

Kenapa harus ke kantor? Kantor apa?

"KUA, ya?" tanya Helena membekap mulutnya karena merasa suaranya tidak terkondisikan. "Lo mau ajak gue kawin lari? Gak usahlah Aksa, gue emang suka banget sama lo. Tapi, gue belum siap jadi istri, besok aja ya."

Aksa meletakkan ponselnya di atas meja dan menatap Helena lekat. Helena memundurkan wajahnya karena gugup.

"Pedenya," cibir Aksa menarik surai panjang Helena yang menjuntai.

"Aksa! Gue baper banget," lirih Helena memegangi pipinya.

Aksa kembali menyergit bingung. Baper? Karena dijambak? Sepertinya Aksa tidak boleh menyentuh Helena sedikitpun.

"Jadi, gimana kriteria calon istri seorang Aksa Darmawan? Gue pengen memantaskan diri jauh-jauh hari," ucap Helena tanpa malu.

"Bisa masak."

"Se simpel itu?" tanya Helena membulatkan matanya. "Gampang itu mah," lanjut Helena membuat Aksa menaikan satu alisnya.

"Emang bisa?" tanya Aksa balik.

"Bisa aja kalau buat lo mah. Tapi, janji kalau gue bisa masak lo harus suka sama gue."

"Tergantung," jawab Aksa menggedikan bahunya.

"Tergantung apalagi nih?" tanya Helena mencebikkan bibirnya.

"Ya tergantung," jawab Aksa membuat Helena sebal.

"Sa, nanti jadi ke kantor? Maksudnya kantor apa?"

"Kantor bokap."

Helena membulatkan mulutnya dan mengangguk-angguk mengerti. "Terus gue diajak gak?"

"Iya."

"Wah, beneran? Pengen dong kenal sama bokap lo. Kali aja gak dapet anaknya dapat ayahnya." Aksa melirik Helena tajam, Helena tersenyum kikuk melihat itu. Dia sedikit takut. "Gak Aksa, bercanda. Mau kenalan sama ayah mertua gak papa kali."

"Gak usah deh."

"Aksa plin-plan! Tadi katanya ikut sekarang enggak, gimana sih?!"

"Nanti lo bosen."

"Gak akan Aksa. Kan, ada elo," jawab Helena mantap.

"Terserah."

Aksa kembali menatap ponselnya. Entah apa yang dilihat Aksa dari ponselnya itu. Sedangkan Helena, dia berpikir keras untuk mencari topik pembicaraan kembali.

"Lo suka sama cewek yang gimana? Maksudnya sifatnya, yang polos kah? Atau yang pendiem? Gue bisa cosplay jadi apapun demi lo," kata Helena menyesap susu kedelainya kembali.

EINFARBIGE [Monokrom]On viuen les histories. Descobreix ara