52. Je t'aime.

1.5K 213 133
                                    

"Gue cuma mau bilang, je t'aime mon amour."

-Aksa?

***

"Lo ngapain sih Lana?!"

Lana terkejut melihat Raka berada dibelakangnya apakah Raka menyaksikan semua yang dilakukannya tadi?

"G-gue ... enggak, ini bukan seperti apa yang pikirkan, Raka..."

"Lo ngapain gue tanya?!" tanya Raka menaikan satu oktaf suaranya.

"Lo sekongkol sama dia buat mojokin kak Helen? Gue gak nyangka Lana ..."

Lana menggelengkan kepalanya lemah, dia berusaha menggapai tangan Raka tapi Raka menyentak tangannya dengan kasar.

"Lo jahat Lana!"

Raka meninggalkan Lana yang terus meneriakkan namanya. Raka tidak perduli, dia merasa sangat-amat kecewa.

🕊️🕊️🕊️

Helena meringis karena merasakan perih di kepalanya, dia juga merasa pusing.

"Ini sakit banget ya, Lena?" Helena memalingkan wajahnya dan menyentak kasar tangan yang akan menyentuh dahinya. "Jangan keras kepala, tolong."

Helena diam, kali ini dia membiarkan dahinya diobati dengan telaten. "Jangan gitu lagi, jangan Diky. Lisa gak akan suka itu, gue juga."

"Lisa itu cinta sama Diky, dia akan benci sama lo nanti kalau lo kayak gini. Jangan jadiin Diky pelarian juga," katanya memberi pengertian kepada Helena.

Helena menundukkan kepalanya dalam dan mulai terisak. "Gue emang jahat ..."

Dia menggelengkan kepalanya pelan. "Lo benci banget ya sama gue, sekarang?" tanyanya menarik dagu Helena untuk menatapnya.

Helena tidak merespon.

"Aksa itu emang jahat sama Lena. Tapi, Aksa juga gak mau Lena ikut jahat."

"Harusnya hak usah segitunya untuk melupakan seseorang, Lena. Gak boleh cari pelarian gitu, jadi gini, kan? Lo akan menyakiti hati lo dan orang lain."

Helena tau, dia sudah menjadi sangat jahat. Dia tau perasaan Lisa pada Diky, tapi dia tetap saja egois dan ingin Diky bersamanya untuk mengobati luka-lukanya.

"Gak usah sok perduli, Aksa! Gue tau lo gak perduli," ucap Helena dengan suara yang bergetar.

"Menurut lo ngapain gue ada disini kalau gue gak perduli?" Aksa menatap Helena sejenak lalu kembali memfokuskan diri pada dahi Helena.

"Karena lo takut Queen akan marah, gitu teruskan?"

Dia tersenyum samar, melihat wajah murung Helena. "Terserah mau ngomong apa," katanya.

"Pergi! Gue mau lo pergi Aksa!"

Aksa tersenyum kembali, meletakan obat-obat yang tadi digunakannya untuk Helena. "Kenapa mau gue pergi?"

"Lo jahat! Lo nyakitin gue, gue gak suka sama lo!"

Aksa menatap Helena lekat dan terkekeh kecil. "Mungkin kalau lo ngomong ini dari dulu, gue akan senang dan bisa nerima itu. Tapi, sekarang gue gak bisa, gue gak mau. Gue udah terlanjur terbiasa bareng lo."

"Tapi, lo akan terbiasa tanpa gue nantinya!"

"Enggak, gue gak mau," kata Aksa kekeuh.

Helena menghembuskan napasnya kesal. "Jadi lo mau apa?! Lo mau terus nyakitin gue, gitu?"

EINFARBIGE [Monokrom]Where stories live. Discover now