28. cair?

1.2K 184 64
                                    

"Es krim ini dingin, dinginnya sama kayak lo. Tapi, sayangnya ini terlalu manis. Gue gak bisa nolak, gue suka karena dia persis kayak lo."

—Helena.

***

Helena meringis memegangi perutnya sendiri sambil meminum susu kotak dengan rasa kesukaannya.

Helena menoleh sinis kearah Aksa yang terus menatapnya. Helena memeletkan lidahnya pada Aksa. Dia masih sangat kesal pada Aksa.

"Gue tau kalau gue itu suka sama lo, lo juga tau itu. Tapi, gue gak mau lho selalu nurutin apa mau lo. Emang lo pikir gue siapa? Emang gue cewek apakah?" omel Helena kesal.

Helena masih kesal karena Aksa yang menyuruhnya membayar belanjaan. Mana Aksa memarahinya, kata Aksa Helena mempermalukannya. Padahal tidak, Aksa sendiri yang mempermalukan dirinya sendiri.

Aksa berpikir keras, dia mencari cara agar Helena bisa diam. Ya setidaknya Aksa bisa lebih tenang sebentar.

Mata Aksa tertuju pada sebungkus keripik kentang yang berada di atas dashboard mobil dan membukanya. "Makan!"

"Thanks!" Helena merebut keripik kentang yang disodorkan Aksa dengan sinis.

Aksa menghela napas lega, akhirnya gadis ini bisa diam. Ya setidaknya sampai keripik kentang ditangannya habis.

"Aksa," panggil Helena dengan nada jutek.

Belum! Keripiknya belum habis, belum sampai setengah dari keripik itu, ini sungguh diluar dugaan.

"Pinjem handphone."

Aksa menyodorkan ponselnya dan kembali memfokuskan diri pada jalan.

"Kenapa dipinjemin? Ini kan privasi," kata Helena sebal karena Aksa memberikan ponselnya dengan sangat mudah.

"Gak usah ribet," ucap Aksa malas.

Helena berdecak sebal. "Password-nya?"

"Kan gak pake password," jawab Aksa menoleh sekilas.

"Ada password-nya Aksa. Kemarin emang gak ada, apa ini kerjaan Rey?"

"Kan gak pake password," kata Aksa kembali.

"Kalau gak mau pinjemin handphone, gak usah!"

Aksa menghembuskan napasnya kasar lalu merebut ponselnya dari tangan Helena. Aksa mengetikkan sesuatu di ponselnya lalu menyerahkannya kembali.

Helena menerima ponsel Aksa dengan wajah kesal. "Gitu kek dari tadi."

"Apa sih password-nya? Punya selingkuhan ya? Makanya password-nya susah." Helena menatap Aksa yang ada disebelahnya. Kediaman Aksa membuat Helena dongkol.

"Aksa!" panggilnya kembali.

"Hm?" Aksa menoleh malas.

"Apa password-nya?" tanya Helena geregetan.

"Kan gak pake password."

"BODO!"

"Itu password-nya, Lena," ucap Aksa sabar.

"Kan gak pake password itu password-nya?" tanya Helena dibalas anggukan oleh Aksa.

"Pasti itu bukan dari pikiran Aksa sendiri, kan?" Aksa kembali mengangguk. "Saran siapa?" tanya Helena kembali.

"Queen," jawab Aksa singkat, padat, dan jujur.

"Queen again," kata Helena pelan, dia memfokuskan diri pada ponsel Aksa.

EINFARBIGE [Monokrom]Where stories live. Discover now