29. Menggalau.

1.2K 178 77
                                    

"Aku ingin mengungkapkan rasa yang yang sangat luas ini. Tapi, aku takut nantinya akan ada rasa sakit yang jauh lebih dalam dari ini."

—Randy.

***

Lisa mengembangkan senyumnya ketika melihat Diky menaiki tangga menuju kearahnya.

Diky menggapai tangan Lisa agar bisa naik ke atap basecamp dengan mudah.

Iya, Diky dan Lisa sama-sama tau kalau mereka bisa saja naik menggunakan tangga dari dalam basecamp. Tapi, mereka memilih memakai tangga kayu dari luar. Katanya supaya lebih menantang.

Lisa menerawang ke depan melihat malam yang bertaburan bintang. Dia menoleh kearah Diky yang wajahnya terlihat sangat lesu.

"Kenapa Lo?" tanya Lisa menyelipkan rambutnya dan menatap wajah Diky.

"Gue lagi mikir," kata Diky ikut menerawang ke depan.

"Mikir apa? Paling juga mikirin ayam atau telor yang lahir duluan, kan?"

"Emang gue pikiran gue segitu abstraknya ya?" tanya Diky menatap Lisa.

"Ya ... iya sih," jawab Lisa dibalas dengusan dari Diky. "Emang mikir apa si badut?" tanya Lisa kembali.

"Kapan ya Helen bisa suka sama gue?" tanya Diky bergumam pelan.

Diky terkejut karena tangannya tiba-tiba dilepaskan dengan kasar oleh Lisa.

Diky menarik tangan Lisa yang hampir saja terjatuh. "Hati-hati, Lis. Kenapa dah lo?" tanya Diky.

Lisa menepis tangan Diky darinya, dia tidak ingin terbawa perasaan. Dia harus sadar kalau Diky tidak mencintainya. Diky hanya menganggapnya sebagai sahabat.

"Lo kenapa sih? Marah?" tanya Diky kembali.

"Jauh-jauh dari gue Dik! Jauh-jauh! Gue benci sama Lo!" teriak Lisa kesal.

Diky tertegun mendengar ucapan Lisa. Lisa memang sering kasar padanya tapi sekarang Lisa terlihat murung dan marah.

Benarkah Lisa membencinya?

"Lisa lo kenapa?" tanya Diky mencoba kembali mendekati Lisa.

"Lo yang kenapa? Kenapa selalu dia?!" tanya Lisa kembali berteriak.

Diky mengusap wajahnya pelan mencoba bersabar. Dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dimaksud Lisa.

"Dia apa? Lo kenapa?" tanya Diky mengatur nada suaranya.

"Gue gak suka, Dik! Dia gak suka sama lo! Harusnya Lo sadar! Jangan bucin Dik, jangan sakiti diri Lo sendiri!"

Ucapan Lisa mampu meredam kebingungan Diky. Dia terkekeh pelan dan mengusap kepala Lisa. "Khawatir ya sama gue?" tanyanya.

"Gue gak perduli sama Lo! Sama sekali enggak!"

"Berbohong," kata Diky memajukan wajahnya menggoda Lisa.

"Diky! Gue benci sama Lo, Dik!" Lisa menutup wajahnya dengan kedua tangan dan memukul Diky keras membuat Diky gelagapan.

Kenapa lagi Lisa ini?

"Peka Dik." Ucapan itu terdengar pelan tapi sangat jelas masuk ke telinga Diky. "Lo tau? Banyak cewek di luar sana yang suka sama Lo! Gak usah terpaku sama Helen bisa?"

Diky merapatkan bibirnya membiarkan Lisa mengomelinya. Mungkin Lisa sudah terlalu lelah mendengarkan curhatannya.

"Gue gak suka Lo sedih, gue gak suka Lo galau! Gak suka!"

EINFARBIGE [Monokrom]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن