33. Hujan.

1.5K 215 142
                                    

Double up gak ni? Bisa dianggap gitu ya.

Tarik napas dulu. Aku gak tau sih gimana reaksi kalian baca ini🤣...

*
*
*

"Gue emang sering bercanda, sering banget malah. Tapi, untuk rasa. Enggak! Gue gak pernah bercanda soal itu. Karena gue tau, bercanda sama rasa itu menyakitkan."

—Diky.

***

Helena memilin tangannya sendiri melirik Aksa yang duduk di kursi kemudi dengan mengusap ujung bibirnya.

Dari tadi keheningan menjalari mereka. Helena terlalu takut untuk berbicara dan Aksa? Mana mau Aksa berbicara padanya. Mobil Aksa pun tidak berjalan sedikitpun dari parkiran.

"Kenapa diam?" tanya Aksa melirik ke arah Helena sekilas. "Biasanya nyerocos," lanjutnya lagi.

Helena menyodorkan tisu yang ada di dashboard mobil pada Aksa. Dia masih terlalu gugup hanya untuk berbicara.

Aksa tidak menerima tisu yang disodorkan oleh Helena.

"Bersihin pakai ini," kata Helena tanpa menatap Aksa.

"Gak bisa," jawab Aksa seadanya.

Helena menghembuskan napasnya pelan. "Nanti infeksi, Sa. Please, atau gue ... gue ... Panggilin Queen ya?" tanyanya berusaha keras untuk menahan rasa sesaknya.

"Lo aja," tukas Aksa melirik Helena tajam.

"G—gue? Ma—maksudnya gue gitu yang bersihin lukanya?" tanya Helena tidak bisa menutupi rasa gugupnya.

"Hm."

Helena merasakan jantungnya berdebar dua kali lipat dari biasanya, Aksa menghadapnya.

Helena menarik kertas tisu perlahan, dia mulai mengangkat tangannya dan mengusap ujung bibir Aksa perlahan. Tangannya bergetar karena rasa gugupnya.

Helena ikut meringis melihat mata Aksa yang berkedut karena rasa perih yang teramat sangat dari ujung bibirnya mulai terasa.

"Udah ya?" tanya Helena ketika Aksa menahan tangannya.

"Lo benci gue?" tanya Aksa mengalihkan pandangannya dari mata Helena.

Helena tersenyum kecut. "Benci banget."

Aksa menoleh spontan. Dia membiarkan Helena menurunkan tangannya dari wajahnya.

"Benar-benar cinta," ucap Helena kembali dengan senyum kecutnya.

Aksa memalingkan wajahnya dan terdengar helaan napas panjang darinya. Apa maksud helaan napas itu? Apa Aksa sudah terlalu lelah dengan Helena.

"Gue, kan sudah bilang kalau gue masih akan terus cinta sama Lo. Apa mau marah? Mau nyibir? Ya udah, gak papa."

"Hobi ya nempel-nempel ke cowok?"

Helena mengerjapkan matanya berkali-kali. Dia tidak ngeh dengan maksud Aksa sebenarnya.

"Diky," ucap Aksa kembali.

Helena menggigit bibirnya dalamnya. Entah apa yang dipikirkan Aksa tentang dirinya.

"Diky itu sahabat gue, Sa. Jadi, ya gak papa dong kalau gue nempel-nempel."

"Gak bisa."

"Apanya yang gak bisa?" tanya Helena memelankan suaranya.

EINFARBIGE [Monokrom]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt