64. Wawancara.

1.2K 171 151
                                    

"Gue punya banyak alasan buat sesayang itu sama dia. Tapi, gue gak bisa jabarin itu ke kalian. Karena kalian gak se istimewa dia."

—Aksa.

***

Aksa mengamati wajah Helena yang tertidur disebelahnya. Tangannya menyingkirkan helaian rambut Helena agar tidak menggangu tidurnya.

Aksa menghembuskan napasnya pelan, dia sesekali melirik kearah jam dinding. Helena sudah tertidur cukup lama, tapi dia tidak tega untuk membangunkannya.

"Kenapa sih cantik banget?" tanya Aksa mengusap kepala Helena pelan. "Tidur aja secantik ini," gumam Aksa lagi.

Aksa mengusap wajahnya pelan. Dia bisa gila jika terus saja menatapi Helena dan memujinya yang jelas-jelas sedang tertidur pulas.

Aksa melirik kearah pintu yang terbuka. Pasti Diky dan Randy yang baru saja selesai futsal.

Aksa tidak ikut main futsal karena Helena memintanya untuk menemani tidurnya.

"Pe—permisi kak." Bukan, itu bukan Randy, Diky ataupun teman-temannya yang lain.

Aksa menoleh kearah dua gadis yang mendekat padanya dengan gugup.

"Kenapa bisa masuk?" tanya Aksa menatap dua gadis itu datar.

Aksa dan Helena sedang berada di basecamp mereka yang ada di sekolah. Tidak ada yang boleh masuk kecuali anggota inti Lion Kingdom.

"Kami bayar kak Diky, kak."

Aksa menyerngit, tak lama setelahnya ponsel Aksa menyala dan timbul notif masuk dari Diky.

Aksa mendengus pasrah, dia menatap dia gadis itu. "Ada apa?" tanyanya.

Satu gadis diantara mereka hanya bisa menahan napasnya melihat Aksa dengan jarak sedekat ini.

Aksa sangat tampan.

"Kalau cuma berdiri disini, mending keluar."

"Nge-bass banget suaranya." Aksa menatap tajam satu gadis yang merekah buku didepannya. Dia terlihat menahan pekikkannnya.

"Ganggu!"

"Em ... Anu kak, kita berdua udah bayar kak Diky. Kita minta tolong sama kakak buat jadi bintang tamu di youtube kita," katanya mengatakan maksud kedatangan mereka.

"Untungnya buat gue?"

Gadis yang ditatap menggigit bibirnya dalamnya gugup. Tatapan Aksa sangat dalam dan membahayakan untuk jantungnya.

"Pergi!" usir Aksa dengan tatapan dinginnya.

"Tapi kak..."

"Lo berisik, gak liat pacar gue tidur?"

Dua gadis itu langsung terkejut. Mereka memanjangkan kepalanya melihat seorang gadis yang menelungkupkan wajahnya dilipatan tangan.

"Kak Helen pacarnya kak Aksa?" Aksa tidak menjawab. Mereka pasti sudah tahu jawabannya.

"Kak, please sebentar aja," mohon nya pada Aksa.

"I—iya kak, kita janji gak akan lama. Kita juga gak akan ganggu kak Helen, kalau kak Aksa gak mau kita akan terus disini dan memohon," timpal satu gadis lagi.

Aksa menatap Helena. Dia takut tidur Helena terganggu karena dua gadis ini. Tapi, jika dia tidak mau maka dua gadis ini akan tetap disini dan mengganggunya.

"Oke 5 menit," kata Aksa membuat dua gadis itu membelalakkan matanya.

Waktu 5 menit bahkan tidak cukup untuk mereka membuka videonya.

EINFARBIGE [Monokrom]Where stories live. Discover now