36.

1.5K 218 69
                                    

"Sadar atau tidak kamu sudah kurang ajar. Seolah mendekat saat aku mencoba menjauh, seolah menahan saat aku ingin pergi. Seolah-olah akan bisa dan ingin digapai padahal tidak begitu."

"Ini memang aku yang terlalu perasa atau kamu yang terlalu durhaka?"

***

Aksa menjatuhkan susu vanilla didepan Helena. Helena hanya menatap Aksa tanpa mengambil susu vanilla didepannya.

"Gak haus."

"Oh," jawab Aksa mengambil susu vanilla itu lalu duduk disebelah Helena.

Aksa meletakkan tasnya di atas meja dan menelungkupkan wajahnya. Helena sangat merasa terganggu. Dia ingin menjauh tapi sekarang Aksa berada tepat disebelahnya.

"Awas," ketus Helena mendorong tubuh Aksa.

"Gak."

"Gue mau lewat!"

"Lewat aja," sahut Aksa tenang.

"Gak bisa! Cepet Aksa, gue mau keluar!"

"Ya udah."

Helena menghembuskan napasnya kasar lalu mendudukkan dirinya lemah. Dia ingin sekali memukul kepala Aksa, tapi tidak. Helena tidak tega.

Aksa meletakkan kembali susu vanilla dan mendorongnya dengan telunjuknya agar kembali mendekat Helena.

Helena menggeser tubuhnya menjauhi Aksa dan meletakkan tas Aksa ditengah-tengah mereka.

"Permisi." Terdengar ketukan beberapa kali pada pintu kelas. "PAKET!"

"ASYIAP!"

"TERETETETETETTT!"

Helena memutar bola matanya jengah. Diky dan Randy datang membawa kotak bertuliskan kotak amal dan berjalan kearah Aksa dan Helena.

Helena menarik susu kotak yang diberikan oleh Aksa, menusuk, dan meminumnya dengan terpaksa.

Diky meletakkan kotak itu di atas meja Helena. "Kita disuruh Pak Dandang buat keliling minta sumbangan."

"Ada anak OSIS kali, kok malah kita?" tanya Helena menggigit sedotannya kasar.

"Tau, kita mah ngikut aja karena anak baik."

"Katanya ke anak-anak di kelas 10," ucap Randy bersemangat. Randy memang melakukan ini dengan senang hati karena dia bisa tebar pesona dengan adik-adik kelasnya.

"Ya udah yuk," kata Helena berdiri dan menendang kaki Aksa pelan.

Aksa ikut berdiri dan menggeser tubuhnya memberi ruang untuk Helena.

"Gue sama Diky aja, Lo sama Aksa."  Helena menarik tangan Diky tapi Diky menatap Randy dan tidak bergerak dari tempatnya.

"Diky sama Lisa, Helen. Elo sama Aksa," kata Randy menepuk tangan Helena agar terlepas dari Diky.

Helena berdecak pelan. "Lagian cuma bentar juga. Gue mau sama Diky," kata Helena kesal.

"Gak bisa gitu lah, hargai gue!" Helena melepaskan tangannya dari Diky karena mendengar suara Lisa yang datang bersama Queen, Chika, dan Renata.

"Yuk." Tanpa aba-aba Aksa menarik tangan Helena pergi. Dia membawa kotak yang diberikan oleh Diky. Dia takut kalau nanti Helena malah semakin membuat keributan dan membuat teman-temannya curiga.

Helena menengok kebelakang, teman-temannya sudah jauh tapi Aksa masih saja menyeretnya.

"Lepas Aksa!"

EINFARBIGE [Monokrom]Where stories live. Discover now