17. Maafin pacar saya.

1.3K 181 41
                                    

"Secuek-cueknya dia, pasti dia memiliki sisi kepedulian terhadap orang lain. Tapi, sayangnya pedulinya dia bukan untuk kamu."

***

Setelah insiden telur yang pecah ke kepala Helena. Helena, Aksa, Lisa dan Diky terpaksa membeli telur kembali karena telur itu kurang.

"Gue gak mau tau ya, kalau tuh telur gak asin gue eramin aja! Kesel banget," omel Diky kesal.

"Gak ada tempat lain apa? Minimarket kek, warung kek, Indomaret kek," gumam Lisa turun dari motor Diky.

"Gak ada, Lis. Kalau mau protes, protes tuh sama King. Kenapa dia bisa-bisanya bikin basecamp ditempat yang terpencil gitu."

"Eh guys! Ini kita serius lagi ada di pasar?" tanya Helena mengedarkan pandangannya takjub.

"Enggak, kita lagi di sawah," sahut Diky bergumam.

"Rame ya?"

"Kuburan tuh sepi," jawab Aksa membuat Helena menoleh kearahnya.

"Aksa udah mulai ngelawak nih," goda Helena ditatap datar oleh Aksa. Aksa tidak bermaksud ngelawak. Dia hanya memberitahu.

"Queen tadi nitip apa, ya? Kok otak nge-lag?" tanya Diky menggaruk kepalanya.

"Ya otak lo emang udah nge-lag dari lahir," sahut Lisa tak berperasaan.

"Lo bikin gue sakit hati tau gak?"

"Bodo!" ketus Lisa malas.

Helena memeriksa ponselnya, dia berdecak sebal mengangkat ponselnya tinggi-tinggi. Di sana tidak ada sinyal sama sekali.

"Tadi udah lo catat," kata Aksa mengingatkan Helena.

Helena menepuk jidatnya dan cengengesan. "Lupa gue nya."

"Eh tapi bukannya kita cuma beli telur?" tanya Lisa bingung.

"Kalau cuma telur mah Diky sendiri juga bisa belinya," jawab Helena membuka catatan diponselnya.

-Ikan apa aja.
-Bumbu dapur.
-Bumbu instan.
-Mie kriting.
-Telur Bebek.

"Apaan tuh? Itu bahan apaan?" tanya Lisa tidak terima.

"Bahan buat makan siang," jawab Helena bergumam.

"Makan siang? Kita masak gitu maksudnya?" tanya Lisa tidak percaya.

"Chika, kan jago masak," jawab Diky bersemangat.

"Ya udah, kita mencar aja. Gue mau cari sesuatu, lo sama Aksa cari bahan makanan aja ya Helen," kata Lisa menarik tangan Diky tanpa persetujuan siapapun.

"HEH LISA! KENAPA MALAH GUE YANG BELANJA BANYAK?!"

Helena menutup mulutnya dan melirik Aksa yang terlihat memasukkan kedua tangannya disaku.

Aksa menaikan satu alisnya lalu bertanya, "kenapa?" Helena hanya menggelengkan kepalanya kaku.

Aksa memberi kode pada Helena agar berjalan terlebih dahulu. Bukannya menuruti kode dari Aksa, Helena malah terpaku menatap Aksa.

"Ak-Aksa kenapa kedip-kedip?" tanya Helena gugup.

"Duluan, Lena!" ucap Aksa malas.

"O-oh, bilang dong," gumam Helena pelan. Dia merutuki dirinya sendiri, kenapa juga otaknya selalu tidak sinkron kalau bersama Aksa.

Pasar itu sangat ramai, panas berdesak-desakkan dan bau-bau yang bercampur, membuat Helena semakin merasa tidak nyaman.

Helena menghentikan langkahnya ketika melihat ibu-ibu penjual ikan. Helena bingung ingin membeli ikan apa, kata Queen beli ikan apa saja.

EINFARBIGE [Monokrom]Where stories live. Discover now