42. Sweet?

1.4K 203 230
                                    


"Soal perasaan itu punya gue kak. Gue yang berharap, gue yang suka sama lo, gue yang mengagumi lo. Kalau lo gak suka gue, itu sama sekali bukan kesalahan lo kak. Jadi, gak usah merasa bersalah ataupun minta maaf."

—Raka.

***

"Kenapa liatin gitu sih?" tanya Helena memukul Aksa pelan.

"Gak papa," jawab Aksa dengan senyum yang mengembang.

"Ganteng banget sih, tapi sekarang kan gue gak boleh tersepona!"

Aksa terkekeh kecil. "Kayaknya gue emang harus bikin lo berjuang lagi, ya?"

"Gak ah, capek!"

"Ya udah," jawab Aksa cuek.

"Kamu kenap—ASTAGFIRULLAH!"

Helena dan Aksa langsung menoleh spontan kearah pintu. Seseorang berdiri di sana dengan Raka yang berada dibelakangnya menyembunyikan diri.

Papi Helena berlari mendekati Aksa dan Helena dengan memejamkan matanya. "Bismika Allahumma ahya wa amuut."

"PERGI KAMU SETAN! MUSNAH KAMU!" Aksa terkejut karena dirinya yang tiba-tiba dijambak dan dipukuli bertubi-tubi.

Sebenarnya tidak sakit, dia hanya shock karena yang memukulinya Papi Helena dan itu cukup menyeramkan. Apalagi dia dikatai setan berkali-kali.

"Papi, tenang Papi ini Aksa!" Helena menarik Papi-nya yang menjitak dan mencubit Aksa dengan kerasnya.

Papi Helena menghentikan perbuatannya yang bar-bar itu. Dia menarik wajah Aksa dan mengamatinya.

"Huwa, astagfirullah! Calon mantu? Ini kamu calon mantu?" tanya Papi Aksa menarik kepala Aksa, mengusapnya dan mengucapkan maaf berkali-kali.

Raka yang tadinya membantu Papi Helena memukuli Aksa juga ikut terkejut dan langsung terdiam.

"PAPI UDAH! AKSA TERTEKAN!" Helena benar-benar merasa kasian melihat kepala Aksa yang dipiting dan diusap-usap seperti itu.

Papi Helena melepaskan Aksa dan berdeham pelan. Dia melihat wajah Aksa yang datar-datar saja, tidak terlihat tertekan seperti yang dikatakan oleh Helena.

"Wah, gak papa. Kan, kamu kuat ya gak calon mantu?" Aksa mengangguk mengiyakan dan terkekeh geli melihat wajah Helena yang terlihat kesal.

"Aksa gak papa?" tanya Helena menatap Aksa dengan rasa bersalah.

"Aku gak papa."

Aku?

Raka menatap Aksa dan Helena bergantian. Helena terlihat salah tingkah sedangkan Aksa hanya menatap Helena dengan tatapan teduhnya.

"Kamu ini, kenapa harus pakai masker gini, sih?! Saya jadi kaget, saya kira kamu sejenis makhluk halus dengan badan atletis."

Helena menatap Papinya jengkel, Papinya santai saja karena merasa Aksa tidak marah.

"Tuh kan Aksa! Udah dibilangin cuci mukanya!" Aksa meringis saat Helena memukul lengannya yang tadi dicubit dengan keras oleh Papi Helena.

"Oh iya, kok kamu tadi teriak-teriak? Terus kenapa muka Aksa hijau seperti ini?" tanya Papi Helena menarik kembali wajah Aksa.

"In—"

"Helen, Pi. Helen maksa Aksa maskeran, terus tadi ... tadi Helen liat kecoa jadi Helen kaget." Aksa menatap Helena yang mencoba beralibi dengan wajah menggemaskannya.

EINFARBIGE [Monokrom]Where stories live. Discover now