Requested by pikachan99 leechangf
"Chan-ah." Panggilmu pada temanmu yang sedang menari.
"Apa?" Jawabnya tanpa menoleh.
"Bagaimana penampilanku hari ini?" Tanyamu seraya berdiri di hadapannya, menghalangi pantulan dirinya yang sedang menari di cermin.
"(Y/n)-ya, aku sedang menari." Ujarnya namun ia segera berhenti menari dan menatapmu dari atas sampai bawah.
"Memangnya kau mau kemana hingga berdandan seperti ini?" Tanyanya.
Kau tersenyum lebar. "Aku akan menyatakan cintaku pada orang yang kusuka."
Pergerakan Chan sempat terhenti lalu ia menatapmu dengan senyum terpaksa.
"Cantik kok."
"Benarkah?" Kau memutar tubuhmu lalu tersenyum semanis mungkin padanya.
"Iya." Jawab Chan sembari memalingkan wajahnya.
"Kalau begitu nanti sore aku akan kesini lagi." Serumu bersemangat.
"Tak perlu." Serunya cukup keras membuatmu terkejut.
"Kau tak perlu kemari lagi. Aku tidak mau orang yang kau suka salah paham dengan kedekatan kita." Tambahnya seraya menatap ke arahmu lewat cermin.
"Tapi kau harus mendenga..."
"Kubilang tak usah!"
Seru Chan seraya berbalik menghadapmu.
"Chan-ah." Panggilmu seraya berjalan mundur saat ia terus menerus berjalan mendekatimu dengan wajah menyeramkan.
Saat punggungmu menempel pada tembok ia berhenti tepat di hadapanmu dengan tatapan tajam.
"Kuharap kau tidak datang mendekatiku lagi (Y/n). Kau tidak mau pria itu cemburu bukan?" Ujarnya rendah membuatmu menggigil ketakutan.
"Chan." Ujarmu dengan suara tercekat.
"Aku tahu posisiku sebagai temanmu kok. Jika kau sudah punya kekasih tentu saja aku akan menjauhimu." Ujar Chan datar.
Air matamu mulai menggenang di pelupuk matamu.
"Jika kau tidak mau keluar maka aku saja yang keluar." Ujar Chan lalu segera beranjak meninggalkanmu yang sekarang tengah menangis.
"Kau tak mengerti Chan." Isakmu saat ia hendak membuka pintu.
"Aku sangat mengerti karenanyalah aku akan pergi."
"Kau tidak mengerti apa-apa! Padahal aku...."
Belum sempat kau menyelesaikan perkataanmu Chan sudah keluar dan membanting pintu ruang latihan, meninggalkanmu yang masih menangis.
"Aku menyukaimu Chan." Isakmu kecil.
Chan keluar dengan wajah penuh penyesalan namun ia tak berniat untuk kembali lagi untuk meminta maaf padamu sehingga ia hanya berjalan menuju pintu keluar. Jujur saja ia sangat kesal dan cemburu pada pria yang akan kau tembak itu.
Saat ia sedang berjalan menuju halte bis, ia menerima sebuah panggilan dari kakakmu, Kwon Soonyoung.
"Halo hyung?" Jawab Chan.
"Kau harus menjaga adikku baik-baik ya! Aku merestui hubungan kalian jika kau menolaknya karena takut padaku." Ujar suara di sebrang sana.
"Hah? Kenapa aku harus takut? Aku kan teman baik (Y/n)!"
"Eh? Jangan-jangan (Y/n) belum menembakmu? Waaa! Bodohnya diriku! Lupakan saja apa yang kukatakan padamu barusan." Setelah mengatakan hal itu sambungan teleponnya terputus.
Chan menatap kosong layar ponselnya lalu segera berbalik dan berlari menuju ruang tempat ia meninggalkanmu sendiri tadi.
Dengan sekali hentakan ia membuka pintu ruangan dan menemukanmu yang meringkuk seraya menangis di pojok ruangan.
"(Y/n)-ya." Panggilnya dengan nafas tak beraturan.
Ia segera berlari ke arahmu dan memelukmu.
"(Y/n)-ya." Panggilnya lagi.
"Pergi." Jawabmu lemah.
"Maafkan aku." Ujar Chan saat kau mengangkat wajahmu.
"Untuk apa kau minta maaf? Untuk apa kau kembali lagi ke sini?" Tanyamu masih terisak.
Chan menutup matanya dan ia menyesali perkataannya tadi.
"Maafkan aku. Tidak seharusnya aku berkata begitu padamu." Ujar Chan seraya merangkulmu makin erat.
"Aku menyukaimu bodoh!" Ujarmu dalam pelukannya.
"Aku tahu." Jawab Chan.
"Lalu kenapa kau berkata begitu padaku?" Isakmu.
"Karena aku mengira kau akan menembak orang lain. Maafkan aku. Aku hanya cemburu." Jawabnya seraya mencium puncak kepalamu.
"Kenapa?" Tanyamu.
Chan tersenyum kecil lalu meraih wajahmu yang merah dan basah oleh air mata. "Karena aku juga menyukaimu."
Mendengar pengakuan Chan kau malah menangis semakin keras.
"Kenapa? Apa aku salah bicara?" Tanya Chan panik.
Kau tak menjawabnya melainkan memeluk tubuhnya dan membenamkan wajahmu di dada bidangnya.
"Tidak. Aku hanya senang." Jawabmu masih terisak di pelukannya.
Ia tersenyum mendengar jawabanmu lalu merangkulmu semakin erat.
Saat kau sudah berhenti menangis Chan mencubit hidungmu yang merah.
"Apa yang harus kulakukan pada wajahmu yang merah ini?" Tanya Chan pada dirinya sendiri.
Kau menatapnya datar seraya membersihkan sisa-sisa air mata di pipi dan dagumu.
"Kenapa?"
"Aku yakin 100% kalau Minkyung noona dan Soonyoung hyung akan memarahiku jika tahu aku membuat adik kesayangan mereka menangis hingga wajahnya merah padam begini." Ujar Chan seraya menatap wajahmu khawatir.
"Memang semuanya adalah salahmu." Jawabmu seraya mengerucutkan bibirmu.
Melihat bibirmu yang seperti itu Chan segera mengecup singkat bibirmu.
Kau menatapnya dengan mata membesar.
"Walaupun aku akan dimarahi tapi aku tetap mendapatkanmu. Itu yang terpenting." Goda Chan seraya mencubit pipimu.
"Kalau begitu aku akan bilang aku menangis karena bahagia." Ujarmu seraya menunduk.
Chan tersenyum lembut lalu mengusap puncak kepalamu. "Terima kasih."
Kau meliriknya sekilas lalu mengalihkan pandanganmu ke arah lain tepat saat pintu ruangan terbuka dan Soonyoung ada di sana.
"Oppa!" Panggilmu saat melihatnya yang menatapmu dengan mata terbelalak.
"Ya ampun, apa yang terjadi padamu?" Tanya Soonyoung seraya berjalan cepat ke arahmu yang hanya menyunggingkan senyum kecil.
"Kau menangis? Apakah Chan yang melakukannya?" Tanyanya seraya meraih wajahmu yang masih merah.
Kau mengangguk kecil dan Soonyoung langsung menatap Chan yang sedang memangkumu.
"Kau apakan adikku yang cantik ini? Dia sudah mati-matian berdandan demi kamu tahu!" Ujar Soonyoung.
"Hyung, ini hanya salah paham." Serunya cepat seraya menatap ke arahmu dengan tatapan memohon.
Kau hanya tersenyum sembari menatapnya.
"Lee Chan, kau ini..."
"Maafkan aku hyung!"
♡♡♡♡♡
끝! Gimana? Suka ga?
Hehehe
Vomment ya😆😆