Requested by intanniarahma and DaraYasinta
"Ayolah (Y/n), kami kekurangan orang." Suara sahabatmu itu benar-benar mengganggumu.
Pasalnya hari itu kau sedang tidak enak badan dan saat kau memaksakan diri untuk masuk sekolah, temanmu ternyata memasukanmu ke dalam daftar peserta blind date. Kau benar-benar kesal dan ingin mendampratnya, tapi tentu saja kau tak tega dan tenagamu bahkan tak cukup untuk memaki-maki atau bahkan sekedar mengomel kepada temanmu itu.
"(Y/n), kalau kau tak ikut para pria itu akan pergi! Kau kan primadona di Girls High Societ ini!" Seru temanmu yang satu lagi.
Pada akhirnya kaupun mengalah dan membiarkan dirimu terseret hingga saat ini kau sudah duduk manis di sebuah cafe dengan segelas Rainbow Slush yang senantiasa menemanimu selagi menunggu para pria datang.
Kau membaringkan kepalamu di atas meja dan menutup matamu rapat-rapat, sedangkan teman-temanmu yang lain sibuk berdandan dan menata rambut mereka. Tak lama kemudian kau mendengar suara ribut-ribut dari ujung meja. Berhubung kau duduk di pojok kau tidak perlu berdiri untuk menyambut orang-orang tersebut dan memilih untuk mengabaikan mereka hingga tiba giliranmu untuk memperkenalkan diri.
Teman sebelahmu sudah menyikut pinggangmu terus menerus. Dengan malas-malasan kau mengangkat kepalamu dan berdiri.
"Namaku (Y/n), aku kelas 2 di Girls High Societ. Salam kenal." Setelah kau mengatakan hal tersebut, terdengar suara riuh para pria. Kau menyunggingkan senyum singkat lalu duduk kembali.
DEG!
Pandangan matamu bertemu dengan pria yang duduk di hadapanmu. Ia sedang tersenyum samar seraya memandangimu.
LEE SEOKMIN. Mantan pacarmu.
Dia pacar pertamamu dan kalian berpacaran selama satu setengah tahun sebelum akhirnya Seokmin mulai di sibukan dengan berbagai macam ujian masuk SMA dan hubungan kalianpun mulai renggang hingga akhirnya kalian memutuskan untuk putus.
"Hai, namaku Lee Seokmin, aku kelas 3 di Pledis Boys High." Ia memperkenalkan dengan mata tertuju padamu.
Kau berusaha mengabaikan Lee Seokmin selama pertemuan tersebut. Setelah selesai teman-temanmu mengusulkan untuk pergi karaoke bersama para pria tersebut dan sekali lagi kau terseret bersama mereka.
Tepat sebelum kau memasuki ruang karaoke bersama teman-temanmu yang lain sebuah tangan menarikmu keluar dari tempat tersebut.
"Kenapa kau mengikuti acara seperti ini? Kau sadar kan kalau kau sedang sakit?" Tanya sang pemilik tangan.
"Karena aku terpaksa." Ujarmu lemah. Sedari tadi kau merasakan bahwa keadaanmu terus memburuk dan kau cukup berterima kasih pada Seokmin yang menarikmu keluar dari aktifitas apapun itu.
Seokmin menghela nafas singkat lalu berjongkok membelakangimu.
"Naiklah."
Kau menatap nanar punggung Seokmin.
"Tidak terima kasih oppa. Aku tidak mau orang lain salah paham saat melihat kita." Tolakmu halus.
Seokmin kembali berdiri dan berbalik menghadapmu.
"Apakah ini yang ingin kau katakan padaku setelah 3 tahun tak bertemu?" Seru Seokmin dengan nada rendah.
"Tidak, hanya saja oppa dan aku sudah tidak memiliki hubungan apapun." Jawabmu tanpa ekspresi.
"Bukankah aku sudah memberikanmu waktu yang cukup untuk sendiri? Aku sudah menyelesaikan seluruh urusanku dan aku ingin kita kembali bersama. Selama 3 tahun ini aku terus menunggumu dan memikirkanmu." Seru Seokmin yang wajahnya jelas-jelas menyiratkan kekecewaan.
Sakit kepala mulai melandamu lagi dan kau memejamkan matamu erat-erat.
"Aku tak peduli dengan masa lalu. Aku ingin tahu perasaanmu saat ini." Seru Seokmin agak keras saat mendapati kau tidak menunjukan reaksi apapun.
Kau membuka matamu dan menatapnya lurus-lurus. "Perasaanku pada oppa masih sama."
Wajah Seokmin berubah menjadi cerah.
"Tapi aku dan oppa sudah lama tak bertemu dan aku tidak berniat untuk pacaran dulu."
"Tak apa, kita dapat mulai dari awal lagi. Kali ini aku akan membuatmu jatuh cinta padaku lagi." Jawabnya dengan gummy smile andalannya nadanyapun mulai melembut.
Kau mengangguk kecil lalu tiba-tiba saja badanmu mulai lunglai. Seokmin dengan cekatan segera menahan dan menggendongmu.
"Lebih baik kau pulang sekarang. Terakhir kali kau demam kau benar-benar tak bangun selama 4 hari." Seru Seokmin seraya berjalan perlahan menuju tempat pemberhentian bus.
Kau pun pasrah berada di punggung Seokmin.
5 hari kemudian
Kau sudah kembali sehat dan hari ini dengan semangat kau hendak pergi ke sekolahmu.
Tepat saat kau hendak keluar dari asrama, bibi yang bekerja di asrama itu menahanmu.
"Miss (Y/n), ini kiriman untuk hari ini."
Kau mengambil sebuah kotak dari tangan bibi tersebut seraya menyunggingkan sebuah senyuman lalu mengangguk dan meninggalkannya.
Saat sudah duduk di mejamu di kelas, kau membuka kotak tersebut dan menemukan sebuah mp3 dan sebuah buku tebal.
Kau membuka buku tersebut dan mendapati tulisan tangan Seokmin. "SEOKMIN THINGS"
Kau mengerjabkan matamu. Tak lama kemudian handphonemu berdering.
"Halo." Jawabmu.
"(Y/n), apakah kau sudah menerima paket dariku?" Kau langsung mengenali suara di seberang sana.
"Iya sudah." Jawabmu singkat.
"Kuharap kau sudah sembuh dan sesuai perkataanku kemarin itu, kita bisa mulai dari awal kan?"
"Hm..." Tanpa sadar kau menyumggingkan senyum manismu lalu segera menghilangkan senyuman tersebut saat kau menyadari bahwa teman-teman sekelasmu sedang memperhatikanmu.
"Aku akan menemuimu sepulang sekolah nanti. Aku akan menunggumu di gerbang masuk sekolahmu. Sampai bertemu nanti."
SKIP SKIP
Kau segera berlari menuju gerbang sekolahmu setelah kelas selesai dan kau menemukan Seokmin dengan sebuah kotak putih tersenyum ke arahmu.
"Kau baru sembuh dan sudah berlarian seperti ini?" Seru Seokmin tanpa mempedulikan wajahmu yang datar.
"Oppa, terima kasih atas strawberry, bunga, boneka, dan buku yang kau berikan padaku 4 hari terakhir ini." Serumu dengan senyum kecil.
"Terima kasih kembali karena telah memberikanku kesempatan kedua." Jawabnya membalas senyumanmu.
"Kurasa oppa berhasil membuat hatiku bergetar lagi." Serumu tanpa menatapnya.
Seokmin menggapai tanganmu lalu menyerahkan kotak putih yang sedari tadi di bawanya.
"Coklat." Jawabnya sebelum kau bertanya. "Ato kita sering bertemu mulai dari sekarang. Aku ingin cepat-cepat menjadikanmu pacarku lagi. Apalagi sekarang kau lebih cantik di banding sebelumnya. Aku takut ada pria lain yang merebutmu dariku."
Kau tersenyum mendengarnya. "Aku tidak akan semudah itu menerima oppa kembali menjadi pacarku."
Seokmin segera mencubit pipimu lalu tersenyum lembut sejenak.
"Aku harus pergi sekarang. Kita bertemu lagi besok ya." Seru Seokmin tiba-tiba dengan senyum lebar.
"Eh?"
"Aku akan meneleponmu nanti malam! Aku harus pergi latihan sekarang. Rindukan aku!" Ujar Seokmin seraya berjalan menjauh lalu berlari secepat kilat setelah sempat hampir menabrak tiang listrik di depannya.
Kau pun tersenyum melihat tingkah lakunya yang sama sekali tak berubah sejak dulu.
'Semoga saja kali ini hubunganku dan Seokmin berjalan baik hingga kita bisa menikah nanti.' Pikirmu lalu memeluk kotak putih di tanganmu.
Sudah lama sekali kau tidak merasakan perasaan menggelitik ini sehingga kau tak sabar untuk bertemu Seokmin besok.
♡♡♡♡
Kurang romantis ya??
Mianhaeeeee
Gtw kenapa ini otak dri kemarin ga bsa mikir sesuatu yg romantis 😢😢😢😢
Aku sendiri kesel aaaaaaaaa.......
Kalian ada ide apa mungkin?? Yuk sumbangkan idemu padakuuuu
Siapa tau bisa aku kembangkan jdi hal yg membaperkan kalian 😂😂😂