59. Don't You Know That You're Toxic?

60.2K 3.9K 262
                                    

Dengan mengenakan masker, kaca mata, serta jaket besar yang tudungnya menutupi kepala, Calista memasuki Classic Papillon. Sebisa mungkin jangan sampai ada yang melihatnya masuk ke sini. Tadi ia berpamitan kepada Steven bahwa dirinya akan ke rumah neneknya. Tanpa curiga sedikit pun, pria itu memberikan izin. Namun tetap saja, Calista harus berhati-hati, takut kalau mata-mata milik Steven mengawasi dirinya. Maka dari itu, Calista terpaksa memakai pakaian setertutup ini supaya tidak ada yang mengenali dirinya.

Ketika sudah berhasil masuk, dengan langkah cepat Calista menuju ke ruangan VIP yang berfungsi sebagai tempat untuk pertemuan penting dari para tamu atau pelanggan kelab tersebut.

Tentu saja, di dalam ruangan tersebut sudah terdapat William dan Nuel---duduk menunggu kedatangannya.

Calista melepas masker dan kaca mata hitamnya. Mendudukkan diri di seberang kedua pria tersebut. Dengan satu tarikan napas, dia membuka suara, "Kuharap bukti yang kalian temukan tidak membenarkan kecurigaanku."

"Sayangnya, sebaliknya," sahut William.

Calista meneguk salivanya. Perasaan was-was dan takut kembali menyerbu dirinya.

Pria berambut blonde itu mengeluarkan sebuah berkas dari dalam tasnya. Menyerahkannya kepada Calista.

"Apa ini?" tanya Calista membuka map berisi beberapa lembar kertas tersebut.

"Riwayat kegiatan Steven bersama komplotan mafia yang ada di bawah pimpinannya," jelas William.

Calista mengangkat kepalanya menatap William, "Kau dapat ini dari mana?"

"Aku diam-diam mencurinya dari laptop Sonya saat aku ke apartemen wanita itu. Tepat setelah kau memberi tahu diriku bahwa Steven masih bagian dari mafia tersebut."

Calista memusatkan perhatiannya pada berkas tersebut. Membacanya perlahan. Kesimpulan yang dapat ia tarik setelah membaca hardcopy tersebut adalah; Steven telah banyak menyingkirkan beberapa orang---tepatnya membunuh para pimpinan mafia lain atau orang-orang penting yang berpotensi menghalangi jalannya.

"Perluasan teritori atau daerah kekuasaan sudah menjadi hal wajar dalam dunia gelap mafia, Cale. Pemimpin mafia satu menyingkirkan pemimpin mafia lain, itu adalah aturan main mereka guna memperluas daerah kekuasaan serta mengurangi pesaing. Tidak ada kata aman jika sudah berani terjun ke dalam dunia gelap tersebut. Hal-hal mengerikan adalah makanan mereka sehari-harinya," jelas William panjang.

"Tapi, bukan itu yang ingin kutekankan," lanjutnya lagi.

William menoleh ke kiri, kepada Nuel yang menyesap rokoknya dengan santai. William memberi isyarat kepada Nuel untuk membuka suara.

Nuel berdeham terlebih dahulu setelah mengepulkan asap rokoknya ke udara. Ia mematikan rokok tersebut, kemudian mulai berbicara, "Kau tahu, kan? Kami bertiga sudah berteman lama---sebelum akhirnya pertemanan kami rusak gara-gara masalah wanita." Nuel melirik William dan sengaja menyindir pria itu dalam kalimatnya.

"Aku dan William tahu betul sifat Steven seperti apa. Kebiasaannya. Hal yang ia suka ataupun tidak suka---meskipun setelah kepergian Anna Steven memang berubah. Tapi, tentu saja, kebiasaan serta hal-hal yang ia sukai atau tidak sukai masih sama. Sifat orang bisa berubah, entah karena masa lalu, karena dikhianati, atau karena kerasnya kehidupan yang ia jalani. Tapi untuk kebiasaan, sepertinya susah untuk diubah. Dan itu berlaku juga bagi Steven, kebiasaan Steven masih sama," papar Nuel panjang dengan suara khasnya yang berat dan serak karena kebanyakan mengonsumsi rokok dan alkohol.

"Sebelum kalian berdua menikah, aku meminta Lalice untuk mengawasi Steven dan melihat gerak-gerik serta kebiasaannya ketika di rumah," sambung Nuel.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Where stories live. Discover now