13. Ex-Friend [03/01/21]

102K 8K 183
                                    

EDITED | 03/01/21

÷÷÷

Calista mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja. Sesekali dia melihat jam tangannya. Kenapa Steven lama sekali?

Diedarkan pandangannya ke seluruh restoran, banyak muda-mudi sedang kencan di hari minggu ini. Ah, iri rasanya melihat kemesraan mereka.

Calista tersenyum tipis, dia membayangkan seperti apa nanti kencannya dengan Steven. Meski dia belum yakin seperti apa perasaannya terhadap pria itu, tapi percayalah bahwa dia mulai merasa nyaman.

Lamunannya seketika buyar oleh bunyi ponsel di dalam tasnya. Dengan cepat ia merogoh tas tersebut dan mengambil ponselnya, lalu melihat nama yang tertera di layar.

Stephanie.

Calista tersenyum, sudah lama sejak dua minggu Stephanie ke California, dia belum pernah mendengar kabar sahabatnya itu. Ketika dia mencoba menelepon, pasti nomor Stephanie tidak aktif, dia berada di California atau di hutan Amazon?

"Bagus sekali selama dua minggu kau baru menghubungiku sekarang."

"Kau merindukanku?" tanya Stephanie dari seberang sana. Calista memutar bola matanya malas.

"Ck, jelas rindu lah."

"Maaf baru bisa menghubungimu sekarang, di daerah tempatku ditugaskan jaringannya susah. Ini aku baru sampai di kota."

"Sudah kuduga. By the way, kau sudah di kota, berarti sebentar lagi kau pulang, kan?"

Stephanie di seberang sana mengangguk, "Lusa mungkin sudah sampai rumah. Tunggu aku ya, Cinta, bye!"

Calista mendengus kesal ketika Stephanie tiba-tiba memutuskan sambungan teleponnya. Kebiasaan.

"Boleh aku duduk di sini, Nona?"

Calista mendongakkan kepalanya ketika menyadari ada seorang pria berdiri di depan mejanya dan meminta izin untuk duduk.

"Semua meja penuh, dan kalau kau tidak keberatan, bolehkah aku duduk di sini? Hanya sebentar."

Calista hendak memberi tahu kalau dia sedang menunggu seseorang. Tapi ponselnya yang tiba-tiba berbunyi mengurungkan niatnya. Ada pesan dari Steven.

Steven

| sorry dear, ban mobilku bocor, mungkin aku akan sampai dua puluh menit lagi.

Calista memasukkan ponselnya ke dalam tas, kemudian mendongak lagi. "Silakan," katanya.

Pria itu tersenyum dan duduk.

"Maaf, sepertinya kau sedang menunggu seseorang. Kalau begitu aku akan cari resto lain," ujar pria tersebut.

Pria itu hendak bangkit, namun segera dicegah oleh Calista. "Tidak masalah, orang yang kutunggu sepertinya masih lama. Kau bisa duduk di sini sekitar dua puluh menit. Tidak masalah, kan?"

"Terima Kasih," balas pria itu.

"Sebenarnya aku baru sampai dari Inggris, dan sedikit bingung mencari alamat. Kalau tidak keberatan, bolehkah aku menanyakan sebuah alamat kepadamu?"

Calista mengangguk-anggukkan kepalanya, "Hm, tentu."

"Kau tahu di mana alamat Olympus Corporation?"

Calista memandang pria dihadapannya. Pria itu menanyakan alamat perusahaan Steven, apa dia mau melamar pekerjaan?

"Kebetulan aku bekerja di sana." Calista menjawab apa adanya. Pria itu tersenyum senang.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Où les histoires vivent. Découvrez maintenant