43. You Look So Damn Pretty

69.3K 5.3K 260
                                    

Pagi harinya, Calista deman.

Ya, tentu saja dia demam. Setelah basah kuyup karena diceburkan ke air kolam yang dingin di malam hari—terlebih ia mengenakan pakaian mini yang membuat embusan angin mengenai kulitnya langsung hingga ia masuk angin. Dan tersangka utama yang sudah membuatnya terbaring lemah tak berdaya seperti ini tidak lain dan tidak bukan adalah Steven-fucking-Bennet. Si sialan itu selalu berhasil membuat kepala Calista beruap karena emosi.

"Lemah."

What the—

Bisa-bisanya Steven mengatainya lemah setelah apa yang pria itu lakukan terhadap Calista semalam.

Boleh tidak, Calista menendang Steven ke balkon hingga tubuh pria itu jatuh dan hancur sekalian?

"Pergi," usir Calista lalu menyembunyikan seluruh tubuhnya di dalam selimut tebal.

"Begitu saja kau sudah marah." Steven menarik paksa selimut yang menutupi seluruh tubuh Calista. Membuat gadis itu mengerang kesal.

"Apa lagi?"

"Bangun. Siap-siap untuk kuajak menghadiri pertemuan di Osaka setelah ini."

Sumpah demi apa pun, Calista ingin mengirim Steven ke neraka sekarang juga.

"Matamu kelilipan tahi cicak, ya? Kau tidak lihat aku sedang sekarat? Ini juga karena ulahmu semalam, sial!" makinya.

"Dan lagi, kau kira jarak New York ke Osaka sama dengan jarak Trinity Church ke Charging Bulls? Benar-benar tidak waras," sambung Calista. Menyindir Steven yang seenaknya mengajak Calista ke Osaka Jepang yang jaraknya sangat amat jauh dari sini.

Sekadar pemberitahuan, Trinity Church adalah sebuah gereja paroki bersejarah di kawasan Wall Street, sementara Charging Bull adalah sebuah patung banteng yang ada di kawasan Wall Street pula. Setiap Calista ke Trinity Church pasti mampir ke Charging Bull juga karena jaraknya sangat dekat; sekitar 5 menit kalau jalan kaki.

"Naik jet pribadi tidak akan memakan waktu lama," balas Steven.

"Masa bodoh!" Calista mencoba menarik kembali selimutnya, namun selimut itu ditahan oleh Steven.

"Please, jangan menambah dosaku dengan membuatku memaki-maki dirimu lagi," sambungnya lelah.

Tangan Steven melepas ujung selimut tersebut, dia membalas serius, "Dua puluh menit lagi kau harus sudah siap. Kutunggu di luar. Kalau kau tidak kunjung datang akan kuseret kau paksa."

"Bangsat," umpat Calista pelan sambil memaksa senyum samar.

Steven tidak peduli lagi. Pria itu segera berbalik badan dan melangkah keluar. Meninggalkan Calista yang rasanya sudah ingin membakar seluruh mansion terkutuk ini, sekalian ia bakar bersama pemiliknya.

÷÷÷

"Aku tidak berniat memberikannya kepada siapa pun." Steven berkata serius di tengah-tengah pertemuannya dengan beberapa pimpinan mafia dari beberapa negara tersebut.

"George sudah sepakat untuk menjual berlian tersebut kepadaku," balas orang bermata sipit, tak kalah serius.

"Itu George, bukan aku," katanya sambil geleng pelan.

"Aku akan membelinya dengan harga dua kali lipat." Kali ini giliran orang berdarah Amerika Latin yang menawar.

"Sudah sangat jelas aku katakan, aku tidak akan memberikannya kepada siapa pun, dengan harga berapa pun," tegas Steven, membuat beberapa pimpinan lainnya merapatkan bibir.

Untuk ukuran pemimpin baru yang juga baru pertama kali menghadiri pertemuan tersebut, Steven bersikap cukup berani. Bayangkan saja, dia yang paling muda di sini, namun dengan arogansinya ia menolak mentah-mentah tawaran dari mereka untuk menjual berlian yang ternyata masih ia simpan.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon