27. It's Okay If You're Not Okay

76K 5.4K 623
                                    

'Iya, tidak masalah jika sedang tidak baik-baik saja'.

Andai seperti itu.

Sayangnya, Calista sedang tidak baik-baik saja, dan itu adalah masalah baginya. Masalah besar.

Calista menyeka hidung merahnya dengan tisu untuk yang ke-seratus kalinya. Ia sudah menghabiskan hampir sekotak tisu berisi penuh. Bukan, bukan karena kena flu seperti Cimby—kucingnya—lalu dia tertular sebab kemarin menciumi kucing berbadan gembul yang kini terbaring lemas di kandangnya karena sakit itu.

Tapi karena Calista sedang menangis sekarang.

"Sudahlah, Cale. Lelaki memang seperti itu. Mereka semua buaya. Mereka adalah predator licik yang tidak pernah puas mencari mangsa. Dan selamat, kau berhasil menjadi salah satu mangsa makhluk bernama lelaki cap biawak tapi mental kadal seperti kekasihmu itu. Siapa namanya? Aku lupa."

Srooott!!

Calista kembali mengelap hidungnya yang sedari tadi berlendir. Matanya juga memerah. Bahkan bengkak. Dan kini tidak bisa mengeluarkan air mata lagi karena sudah terkuras habis.

"Steven," jawab Calista dengan suara serak.

"Nah, kan, namanya saja sudah pasaran. Sudah bisa menggambarkan bahwa dia adalah fuckboy yang haus belaian banyak wanita."

Stephanie yang sudah lama jomblo karena diselingkuhi oleh kekasihnya itu meluapkan emosinya dan mengutuk semua lelaki yang ada di dunia. Termasuk kekasih Calista.

"Cale!"

Tiba-tiba Steven datang dan membuka pintu kamar Calista serta berteriak memanggil perempuan itu.

"Cale, kau tidak apa-apa?" Steven mendekat.

Melihat kehadiran Steven, otomatis Calista segera memalingkan wajahnya ke arah lain. Tidak ingin melihat wajah Steven yang memuakkan, juga tidak ingin Steven melihatnya dalam kondisi wajah sembab karena menangis.

Sementara Stephanie malah bersedekap sambil memandang Steven dengan mata berkilat. Hampir saja dia melabrak pria itu, kalau Calista tidak segera bersuara kepadanya.

"Usir dia, Steph," perintahnya dengan suara pelan.

"Kau kenapa, Cale?" tanya Steven. "Seharian ini kau tidak bisa dihubungi. Kata Nenek kau tadi pulang dalam keadaan menangis. Ada masalah apa?"

"Jangan sok polos, ya. Calista seperti ini gara-gara kau yang tidak tahu diri!" geram Stephanie.

Steven menoleh kepada Stephanie dengan kening berkerut,
"Maksudnya?"

Stephanie memutar bola matanya jengah. "Jangan pura-pura bodoh. Bahkan penjual es krim Turki depan gang sana juga tahu kenapa Calista menangis."

Dahi Steven semakin mengerut. Sama sekali tidak paham.

"Cerita, Cale. Ada masalah apa, hm?"

Steven mendudukkan diri di samping Calista dan berusaha meraih pundak gadis itu. Namun segera ditepis oleh Calista.

"Jangan sentuh," ujar Calista dingin.

Steven tertegun. Dia diam sejenak sambil memandang Calista yang duduk membelakanginya. Lalu setelah itu dia menoleh kepada Stephanie.

"Tinggalkan kami berdua," perintahnya kepada Stephanie.

"Tidak mau." Stephanie geleng-geleng.

Steven mendengus kasar dan memandang Stephanie dengan tajam. Yang dipandang malah menantang, membuat Steven tambah merasa kesal.

Steven kembali menghadap punggung Calista.

"Aku salah apa, Cale?"

Salah apa? Setelah Steven bertemu kembali dengan perempuan yang mirip Anna di sebuah restoran dan terlihat sangat mesra bahkan saling pelukan, Steven masih bertanya kepada Calista dia salah apa? Demi Tuhan, Calista rela meceburkan Steven ke sungai Amazon agar pria itu dimakan anaconda sekalian.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Où les histoires vivent. Découvrez maintenant