32. To Get You Back

76.9K 5.3K 577
                                    

Steven terbangun dari tidurnya yang tidak nyenyak sama sekali. Untuk kesekian kalinya, ia memulai pagi dengan suasana menyedihkan, lagi. Seminggu berlalu tanpa Calista--membuat Steven seperti robot hidup yang tidak berselera melakukan apa pun dan dengan siapa pun. Benar-benar kacau.

Semenyakitkan ini ternyata rasanya jauh dari Calista.

Steven cinta mati dengan Calista. Padahal sebelumnya, dia tidak pernah menjatuhkan dirinya terlalu dalam kepada seorang wanita--tidak dengan Anna sekalipun. Tapi dengan Calista, berbeda. Gadis itu memiliki daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki oleh perempuan mana pun yang pernah Steven temui sepanjang 24 tahun hidupnya. Calista unik, menarik--dia cantik luar dan dalam. Steven merasa jadi pria paling beruntung karena bisa memiliki gadis itu.

Hati Steven yang sudah membatu selama bertahun-tahun, berubah jadi mencair hanya dalam sekejap mata karena kehadiran Calista.

Steven sudah jatuh terlalu dalam. Jatuh pada pesona seorang Calista Lim--jatuh sejatuh-jatuhnya.

Dengan telanjang dada dan wajah kusut khas bangun tidur, Steven bangkit. Berjalan menuju kamar mandi, bersiap-siap ke kantor meskipun keadaannya tengah kacau.

Kepergian Calista berimbas ke segala sendi kehidupan Steven. Hari-harinya berantakan, pekerjaannya tidak maksimal hingga Nathan yang mengambil alih, dan perusahaan juga sedang tidak baik-baik saja. Steven belum mencari sekretaris baru semenjak Calista mengundurkan diri, membuat Nathan kewalahan mengatur semuanya sendiri.

Tak lama, Steven keluar rumah dengan penampilan rapi seperti biasa. Dengan malas dia memasuki mobilnya, lalu melajukan kendaraan berwarna hitam itu dengan kecepatan sedang.

Lagu I Don't Wanna Life Forever yang dinyanyikan oleh Zayn dan Taylor Swift mengalun pelan, menemani perjalanan Steven, semakin membuatnya tenggelam dalam kesedihan.

Berlebihan?

Tidak. Karena Steven memang secinta itu kepada Calista.

Sebenarnya, Steven selalu berusaha untuk menemui Calista, ingin menjelaskan sekaligus meminta maaf apabila dia memang salah. Namun Calista selalu menghindar. Nomornya tidak bisa dihubungi--mungkin Steven diblokir. Dan ketika Steven ke rumah Calista, dia hanya bertemu Nenek, Calista selalu menghilang. Steven semakin dilanda oleh perasaan bersalah. Dia bingung. Dia marah dengan dirinya sendiri yang begitu bodoh dan ceroboh.

Di tengah perjalanan, Steven tidak sengaja menangkap sosok Calista yang sedang duduk di dalam sebuah kafe. Karena tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu, Steven segera berbelok dan memarkirkan mobilnya di depan kafe tersebut lalu buru-buru keluar.

Langkah kakinya lebar saat memasuki kafe tersebut. Hatinya senang karena akhirnya bisa menemui Calista, gadisnya, yang selama ini sangat ia rindukan.

Namun hatinya kembali terasa terhantam saat mengetahui bahwa William ada bersama Calista. Mengobrol dan tertawa bersama Calista.

Refleks, kaki Steven berhenti. Iris hazelnya menatap Calista yang kelihatannya sedang bahagia. Steven tersenyum kecut. Nasibnya memang seperti ini, ditinggalkan, oleh perempuan yang ia sayang.

Detik berikutnya, Calista mengetahui keberadaan Steven. Gadis itu mendadak bungkam, raut wajahnya berubah datar.

Selanjutnya William menoleh ke belakang, ikut melihat apa yang Calista lihat. "Wow, Steve?" panggil William. "Sedang apa kau di sini?" lanjutnya bertanya.

Steven memilih diam.

"Lama tidak bertemu denganmu, aku jadi sedikit merindukanmu," ucap William lagi. Ada nada mengejek di dalam perkataan William, Steven menangkap itu.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα