34. Our Future Baby

85.1K 5.4K 404
                                    

Calista kira, menjauh dari Steven adalah pilihan terbaik supaya ia tidak masuk lebih dalam ke dunia pria itu yang penuh dengan kegelapan; kekerasan dan pembunuhan.

Namun nyatanya, tidak seperti apa yang ia harapkan.

Calista justru merasa jauh tidak bersemangat melalui hari-hari tanpa Steven di dekatnya. Bagaimana ini? Apa yang harus Calista lakukan?

"Kau berhak marah kepadaku, Cale. Tapi kumohon, jangan diamkan aku."

Calista yang mulanya menunduk dan menatap kosong pada bukunya di atas meja itu mendongak. Memandang Roxanne yang sedari tadi ia diamkan. Dapat ia lihat Roxanne memasang wajah menyesal karena kesalahan yang telah perempuan itu perbuat kepadanya.

"Dari dulu, dari sebelum aku mengenalmu dan tahu bahwa kau adalah saudara kembarku, aku sudah menaruh dendam kepada Steven. Kau pasti sudah tahu karena apa."

Calista membuang wajah. Menatap apa pun selain wajah ayu milik perempuan yang duduk di seberangnya. Dia masih tidak menduga kalau Roxanne setega ini kepada dirinya. Andai Roxanne tidak memiliki dendam kepada Steven dan tidak menjebak pria itu, mungkin akhirnya tidak akan seperti ini--Steven dan Calista tidak akan berpisah seperti ini.

Tapi, Calista juga egois. Padahal dia sudah tahu kalau Steven dijebak. Padahal Steven juga sudah membuktikan kalau pria itu benar-benar mencintainya--mereka berdua saling mencintai. Lalu, kenapa Calista justru memilih mundur?

"Pulang, Roxanne," suruh Calista tanpa memandang saudara kembarnya. "Aku ingin sendiri dulu sekarang."

"Tapi--"

"Pulang." Calista mengulangi ucapannya dengan tegas.

Roxanne menurut. Dia lebih dulu menatap Calista dengan nanar sebelum akhirnya bangkit dari duduknya.

"Maaf," ucapnya pelan. Kemudian dia berbalik dan berjalan keluar dari rumah Calista.

Setelah Roxanne tidak terlihat, Calista mengembus napas panjang. Menatap kosong ke arah pintu rumahnya yang terbuka.

Semilir angin di penghujung musim gugur memasuki rumah lewat pintu dan celah-celah ventilasi, menerpa wajah kusut Calista dan menggoyang-goyangkan rambutnya hingga berantakan. Udara semakin dingin. Badai mulai berdatangan menerjang pepohonan dan menggugurkan daun-daunnya, membuat kota terlihat berkilauan cantik seperti hamparan emas karena tertutupi dedaunan kering kemerah-merahan. Sebentar lagi, musim dingin akan tiba.

Calista yang asyik tenggelam dalam lamunannya itu dikagetkan oleh bunyi dari ponselnya. Dengan sekali gerakan ia meraih benda tipis tersebut dan melihat siapa yang mengiriminya pesan.

Johnathan

| cale, steven menghilang

Mata rusa Calista membulat sempurna.

Steven menghilang.

Apa itu karenanya?

÷÷÷

Nathan segera menuju ke pintu apartemennya begitu ada yang membunyikannya. Itu pasti Calista.

Saat dibuka, bukannya Calista yang datang, tapi malah Roxanne. Membuat raut wajah Nathan berubah dingin, merasa sangat marah kepada Roxanne. Berikutnya dia berniat untuk menutup kembali pintunya, tapi ditahan oleh perempuan itu.

"Maaf, Nath," mohon Roxanne.

Nathan menjatuhkan pandangan dingin kepada Roxanne.

"Aku tidak menyangka kau bisa melakukan ini semua. Kau bukan hanya menghancurkan Steven, tapi juga menghancurkan aku dan Calista. Kau ...." Nathan memejam dan menghirup napas dalam-dalam.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Where stories live. Discover now