28. Having an Affair

82.8K 5.1K 155
                                    

"Bilang ke sahabat berengsek-mu itu, kalau mulai sekarang, aku berhenti kerja. Persetan dengan denda karena melanggar kontrak. Aku tidak peduli. Dipenjarakan pun aku tidak masalah."

"Wait, what?!" Nathan berseru kaget setelah mendengar kalimat Calista. Dia bangkit berdiri dari kursi kerjanya.

"Kau masih waras kan, Cale?"

"Ini." Calista menyerahkan selembar kertas yang sudah ia tanda tangani di atas meja kerja Nathan. "Surat pengunduran diri."

Mata Nathan melihat surat di atas mejanya sebentar, kemudian melihat Calista lagi. Dahinya mengerut menatap gadis di depannya ini yang tiba-tiba datang ke ruangan kerjanya pagi-pagi sekali, lalu bilang kalau mau mengundurkan diri.

"Cale, aku benar-benar tidak paham," ungkapnya sambil geleng-geleng kepala.

"Kau bercanda, kan? Serius, bercandamu sangat tidak lucu," imbuhnya mencoba berpikir positif.

"Apa raut wajahku terlihat sedang bercanda?"

"Kau serius?"

Calista diam dengan wajah serius dan tatapan yang datar kepada Nathan.

"Ada masalah apa sampai kau berhenti kerja seperti ini?" heran Nathan.

"Tidak ada. Hanya ingin berhenti saja karena muak dengan kelakuan gila sahabatmu itu."

"Steven?" tanya Nathan.

"Kau ada masalah dengan Steven?" tanyanya lagi.

Calista masih bungkam.

"Apa Steven sudah berani berbuat macam-macam padamu, Cale? Dia … mencampur minumanmu dengan obat bius lalu menidurimu? Oh, Jeez. Tidak kusangka Steven berbuat senekat itu hanya karena sudah tidak tahan ingin bercinta denganmu."

"Kumohon, Nath, aku sedang tidak ingin diajak bercanda."

"Oke-oke, maaf. Sekarang katakan, apa sebenarnya alasanmu ingin mengundurkan diri dari perusahaan?"

"Sudah kubilang, tidak ada. Sekarang, cepat serahkan surat itu kepada bos bajingan itu agar aku bisa secepatnya keluar dari tempat terkutuk ini."

"Ayolah, Cale. Jangan memutuskan untuk mengambil langkah seperti ini. Jika kau ada masalah dengan Steven, cepat selesaikan dengan dia. Jangan korbankan karir dan masa depanmu," tutur Nathan, tidak mau Calista gegabah hanya gara-gara masalah pribadinya dengan Steven.

"Terserah apa katamu. Tapi yang jelas, aku benar-benar akan mengundurkan diri dari perusahaan ini. Masa bodoh dengan karir dan masa depanku yang hancur. Iya, mungkin memang akan hancur. Tapi aku masih punya kemampuan untuk bisa bekerja di perusahaan lain, meski tidak dengan gaji setinggi di sini."

"Ya ampun," Nathan geleng-geleng pelan, menyayangkan kenapa gadis di depannya ini keras kepala dan mengorbankan karirnya hanya karena sedang bermasalah dengan Steven.

Steven juga kurang ajar! Apa yang telah ia perbuat sampai-sampai Calista mengambil langkah yang gegabah seperti ini? Sampai rela mengorbankan segalanya hanya agar terhindar dari Steven.

Nathan pusing. Dari dulu, dari semenjak Nathan mengenal Steven, di samping kebaikan-kebaikan yang Steven berikan kepada Nathan, Steven juga memberinya banyak beban. Dari dulu Steven memang senang mencari masalah. Dan akhirnya, Nathan juga yang kena imbasnya. Termasuk masalah yang terjadi sekarang ini.

"Oke, sebentar. Aku akan mengubungi Steven agar segera ke sini," ujarnya pada Calista sambil mengambil ponselnya, hendak menelepon Steven.

"Omong-omong, dia sepertinya masih berada di Brooklyn untuk survei perkembangan pembangunan di sana," beri tahunya setelah panggilan pertamanya tidak diangkat.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Where stories live. Discover now