41. I Wanna Touch and Feel You Too

88.2K 5.4K 195
                                    

"Tidak masalah," kata Calista pelan dengan tatapan dalam pada Steven.

"Kalau kau memang menginginkannya, ayo kita bercinta malam ini."

"Kau!—" Steven tidak melanjutkan kata-katanya dan malah bangkit menjadi duduk. Kini mereka berhadap-hadapan dalam jarak dekat. Kedua tangannya memegangi pinggang ramping Calista agar tidak jatuh. Napasnya putus-putus.

Bibir Calista kembali terangkat. Tangannya terulur untuk memeluk leher Steven. Kemudian ia menarik Steven untuk lebih mendekat hingga dada keduanya menempel.

"Aku suka melihatmu memakai ini," kata Calista dengan sebelah tangan yang memainkan tuxedo dan kemeja Steven.

"Tapi boleh aku katakan tidak? Aku jauh lebih bergairah ketika kau bertelanjang dada," imbuhnya sambil mencoba melepaskan pakaian atas pria itu.

Steven diam saja ketika Calista melepaskan tuxedo serta kemejanya.

"Iya, seperti ini. Kau terlihat mengagumkan," puji Calista.

Kini Steven telah bertelanjang dada. Kulit dadanya bersih dari apa pun, tidak ada bulu, bekas memar yang dulu ada di sekitar perut dan dadanya juga sudah sepenuhnya hilang.

"Aku menjadi sangat lemah hanya dengan melihat dada bidangmu ini."

Jari-jari lentik Calista membelai lembut dada Steven. Turun ke perutnya, lalu naik lagi hingga ke rahang. Kedua tangannya menangkup rahang Steven. Mereka kembali saling pandang dalam jarak yang sangat dekat.

"Tidak ada hal yang lebih seksi dari bibirmu ini."

Jempol Calista mengusap-usap bibir bagian bawah milik Steven. Seolah tersihir, pria itu masih diam, menikmati setiap sentuhan yang diciptakan oleh Calista.

Dalam hati Calista merasa senang sekaligus menyesal secara bersamaan. Senang karena sepertinya pria di hadapannya ini mulai jatuh ke dalam genggamannya. Dan menyesal karena kenapa dia berperilaku semurahan ini hanya agar Steven takluk kepadanya. Tapi sudah terlanjur. Mau tidak mau Calista harus melanjutkannya sampai Steven benar-benar menginginkan dirinya. Hanya ini cara yang Calista bisa.

"Katakan, apa yang harus aku lakukan kepadamu?" tanya Calista.

Steven tetap bungkam. Kedua matanya tidak sedetik pun terlepas dari memandang wajah cantik Calista yang menggiurkan. Kalimat-kalimat nakal yang keluar dari bibir mungil gadis itu berhasil membangkitkan gairahnya. Napasnya memburu karena menahan diri.

Calista tersenyum miring karena berhasil membuat Steven tidak berdaya seperti ini.

Mendekatkan mulutnya ke telinga kanan Steven, Calista berbisik, "Apa yang harus kulakukan agar bisa memuaskanmu malam ini?"

Karena tidak tahan, Steven segera meraih wajah Calista untuk ia cium bibirnya dengan rakus. Melumat bibir bawah Calista, lalu bibir atasnya. Memperdalam. Telapak tangannya membelai-belai rahang serta leher Calista.

Ciuman itu tak berlangsung lama karena Calista segera melepas paksa. Membuat Steven memandangnya dengan tatapan bertanya dan raut wajah kecewa.

Mengetahui ekspresi Steven yang kecewa berat, Calista merasa puas.

"Aku merasa jadi sangat nakal sekarang ini. Kupikir kau harus menghukumku lebih keras lagi. Tapi …."

Calista menggantung kalimatnya sambil mengelus-elus dada tengah Steven, menyebabkan pria itu mengerang pelan.

"Malam ini hanya aku yang boleh beraksi, kau diam saja," lanjutnya memasang mimik wajah imut dan menggoda secara bersamaan.

"But … I wanna touch and feel you too, Calista." Nada bicara Steven terdengar putus asa. Wajahnya memelas. Ini adalah sisi lemah dari Steven yang sekarang.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang