35. Let It Burn

76.4K 5.5K 230
                                    

Steven tidak ingat bagaimana kejadiannya sebelum akhirnya ia berada di tempat ini.

Dalam keadaan terikat. Juga mata yang tertutup rapat. Dia didudukkan di atas kursi dengan ikatan kuat pada tangan dan kakinya.

Sialan. Bajingan mana yang berani memperlakukannya seperti ini?

Dia bergerak-gerak, berusaha melepaskan ikatan tersebut dari tangan dan kakinya. Namun tidak bisa.

"Ck!" decaknya merasa kesal.
Berikutnya, Steven mendengar gemuruh tawa dari beberapa orang yang ada di sekitarnya.

"Lepas, sialan!" teriaknya murka. "Berani sekali kalian mencari gara-gara denganku. Sudah bosan hidup, hah?!" Gemuruh tawa tadi seketika hilang.

Steven merasakan ada satu orang yang mendekat kepadanya. Selanjutnya, orang itu membuka kain yang menutupi matanya, membuat Steven bisa melihat dengan jelas wajah orang-orang yang telah menyekapnya.

Steven mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan, mengamati sejenak. Ruang bernuansa klasik dengan warna cokelat gelap yang luas dan bersih ini dihuni oleh lima pria berjas hitam yang mempunyai aura misterius--yang pastinya tidak dikenal oleh Steven sama sekali. Mereka asing.

Kemudian mata Steven menangkap sesosok perempuan yang familiar baginya sedang terikat di atas meja dalam keadaan terlentang. Bajunya berantakan. Sudah bisa Steven duga apa yang telah diperbuat oleh lima pria itu kepada Sonya.

Steven mendongak. Iris hazelnya tertuju kepada orang yang berdiri di hadapannya. Orang itu dengan santainya menghisap rokok lalu mengembuskan asapnya tepat ke wajah Steven. Aroma ganja. Steven terbatuk setelah tak sengaja menghirup asap tersebut.

"Fuck!" umpatnya kepada orang di depannya, membuat orang itu hanya terkekeh geli.

"Kau ada masalah denganku? Katakan, apa yang kau inginkan? Uang? Aku bisa memberimu uang, berapa pun nominal yang kau dan teman-temanmu minta, pasti aku berikan. Jadi sekarang, lepaskan aku," perintahnya mutlak.

Lelaki berpenampilan serba hitam yang berumur kisaran 35 tahunan itu tersenyum miring menanggapi perkataan Steven.

Lelaki itu menghisap rokoknya lagi, sebelum akhirnya angkat bicara, "Aku tidak butuh uangmu, Steven. Emm, benar, kan? Steven kan, namamu?"

"Berhenti omong kosong dan cepat lepaskan aku."

"Kembalikan dulu benda yang ada padamu."

Kening Steven terlipat, "Benda apa?"

Tanpa menjawab, lelaki itu membalikkan badan dan berjalan menuju ke tempat Sonya yang belum sadar dari pingsannya. Melepaskan ikatan perempuan itu, lalu menyuruh anak buahnya untuk mengguyur tubuh Sonya agar segera sadar.

Sonya tersadar seketika. Dia batuk-batuk, sedikit kemasukan air di mulut dan hidungnya. Sonya terlalu kaget dengan apa yang dia terima. Perempuan itu buru-buru bangkit dan menutupi tubuhnya yang sedikit terekspos karena pakaiannya rusak--sobek di bagian dada dan pahanya.

"Jelaskan ke dia," perintah lelaki itu dengan suara dingin kepada Sonya.

"Lilin ... yang kuberikan kepadamu, ternyata milik mereka, Steve," jelas Sonya kepada Steven, agak tergagap. "Aku menemukan lilin itu di kasino yang sering aku datangi. Karena bisa membuat siapa pun yang menciumnya mabuk, akhirnya aku bawa pulang--lalu kuberikan kepadamu setelahnya, untuk membuatmu tidak sadarkan diri. Aku tidak tahu kalau ternyata di dalam lilin itu tersimpan berlian langka milik mereka." Sonya melirik ke arah beberapa lelaki tersebut sejenak, kemudian melihat Steven lagi.

"Lilin itu, masih ada padamu kan, Steve?" tanya Sonya takut-takut.

"Ini," kata lelaki yang merupakan ketua mereka sambil memperlihatkan tabletnya yang berisi foto berlian yang ia maksudkan.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Onde histórias criam vida. Descubra agora