50. Driving Me Slowly

78.3K 4.7K 284
                                    

Steven tertidur di sofa dengan kepala berada di atas pangkuan Calista. Pria itu masih telanjang dada. Tanda merah menyebar di sepanjang dada serta lehernya, bekas perbuatan gadis itu. Keadaan Calista juga demikian, banyak kissmark pada tubuhnya yang atas. Apalagi di tengkuknya. Ia harus menggerai dan menjulurkan rambutnya ke depan setelah keluar dari sini, menutupi hasil perbuatan Steven.

Kepala Calista menunduk, memandangi wajah Steven yang damai. Gadis itu tersenyum. Jemari lentiknya terangkat untuk menyusuri kening, hidung, bibir dan rahang Steven, bergerak perlahan. Hingga membuat Steven membuka matanya.

"Kenapa bangun?" tanya Calista heran seraya menghentikan pergerakan jari-jarinya.

Bibir Steven mengulas senyum tipis, lalu membalas, "Sentuhanmu membuatku kembali sadar."

Sebelah tangan Steven terangkat, menyentuh pipi Calista, mengelus-elusnya pelan. Berikutnya Calista mendekatkan wajah dan mengecup bibir Steven sekilas.

"Sudah. Sekarang bangun, ya. Kita harus lanjut bekerja."

"Sebentar lagi saja," kata Steven kemudian menenggelamkan wajahnya pada perut Calista, membuat gadis itu merasa sedikit geli karena perbuatannya.

"Aku ingin bertanya mengenai hal ini dari lama, tapi belum sempat."

"Apa itu?" tanya Steven kembali memandangi Calista dari bawah.

"Apa alasamu tertarik kepadaku?" tanya Calista. "Kau ingat? Di restoran. Kau tiba-tiba menawariku untuk one night stand. Kenapa aku? Kenapa bukan perempuan lain saja yang jauh lebih cantik dan lebih seksi dariku?"

Diam sejenak. Steven terlihat berpikir lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan Calista.

"Karena kau berbeda, mungkin?"

"Mungkin?"

"Iya. Kau berbeda dari kebanyakan wanita."

"Berbeda bagaimana?" penasaran Calista.

"Padahal penampilanku tidak ada menarik-menariknya sama sekali," sambungnya.

"Justru itu yang membuatku penasaran kepadamu."

Mengangguk, Calista paham. "Aku juga tidak habis pikir kenapa kau tiba-tiba menyatakan cinta kepadaku, padahal kita baru saja kenal waktu itu. Kau menyatakannya di sini, di ruangan ini, dalam keadaan mabuk. Saat itu aku sama sekali tidak percaya. Tapi kemudian kau membuktikan bahwa kau benar-benar mencintaiku---kau telah jatuh hati kepadaku."

"Apakah jatuh cinta memiliki alasan?"

"Eum, tidak." Calista geleng-geleng pelan. "Aku juga tidak memiliki alasan kenapa bisa jatuh cinta kepada alien mesum sepertimu," lanjut Calista sembari memencet hidung mancung milik Steven.

"Oke, aku memang alien mesum."

Steven menangkap tangan Calista, mendekatkan pada bibirnya untuk ia kecup, lama. Berikutnya kecupan pria itu naik, mengecupi sepanjang lengan putih milik Calista, hingga berhenti pada pundaknya. Sensasi basah yang diciptakan oleh Steven membuat Calista meremang, lagi. Darahnya kembali berdesir saat Steven menjilat tulang selangkanya, dengan jemari yang menelusup pada helaian rambutnya---menekan kepala Calista agar tenggelam dalam ceruk leher pria itu.

Setelahnya, Steven menurunkan kedua tali bra milik Calista.

Entah hanya perasaan Calista atau bagaimana, permainan Steven memang berubah melembut, tidak seperti dahulu yang sedikit kasar ketika mencium bibir atau menjamah tubuhnya. Tapi, Calista suka yang sekarang. Permaian lembut Steven berhasil membawa Calista terbang, saking nikmatnya. Pria itu sangat berhati-hati. Dia memperlakukan Calista selayaknya memperlakukan kaca yang mudah retak. Sangat ekstra hati-hati.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ