49. Touch Me Like You Do

86.5K 4.7K 102
                                    

Nathan memasuki ruang kerja Steven dengan beberapa berkas di tangannya. Air mukanya datar, entah apa yang sedang pria itu pikirkan. Mungkin ia masih terhanyut dalam kesedihan mengenai kondisi Roxanne. Hingga sekarang, Roxanne belum juga mendapatkan pendonor. Padahal pihak rumah sakit, dirinya, Steven juga Calista sudah berusaha keras mencari pendonor untuk perempuan itu.

Saat sudah berada tepat di depan meja Steven, Nathan melempar pelan berkas tersebut di atas meja Steven, membuat pria itu mendongak.

"Apa itu?" tanya Steven, melihat pada berkas dan pada Nathan bergantian.

"Sejak kapan kau berbisnis berlian ilegal dan obat-obatan terlarang?" tanya Nathan serius.

"Kau dapat ini dari mana?" Steven mengambil dokumen rahasia tersebut, membukanya.

"Itu file dari SSD-mu lalu aku print out. Katakan, sejak kapan kau bisnis barang-barang seperti itu?" ulang Nathan.

Diam sejenak. Steven kembali meletakkan berkas tersebut. Nathan menunggu jawaban dari Steven yang masih bungkam itu. Hingga akhirnya Calista masuk, membuat kedua pria itu mengalihkan atensi kepada gadis itu dengan wajah yang sama-sama datar.

Tentu saja, Calista merasa heran. Dengan ekspresi penuh tanya, gadis itu mendekat.

"Ada apa?"

"Tanyakan saja pada Steven."

"Hm?" Alis Calista terangkat. Lalu ia beralih pada Steven, meminta penjelasan.

Balasan Steven hanya mengedikkan kedua bahunya, semakin membuat Calista penasaran apa yang tengah mereka berdua bicarakan.

"Steven diam-diam berbisnis berlian ilegal dan narkoba," beri tahu Nathan pada akhirnya.

Sesaat, Calista diam. Matanya ganti memandang pada Steven lagi. Pria itu geleng-geleng pelan, membuat Calista mengerti. Ya, tentu saja ia paham. Bisnis tersebut sepertinya masih berjalan di bawah kendali kaki tangan Steven---maksudnya, Steven yang itu, bukan yang sekarang.

Calista mengembus napas pelan. Bagaimana cara ia menjelaskannya kepada Nathan? Pria itu belum tahu mengenai masalah itu, sama sekali. Dari mana ia mulai?

Berdeham, lalu Calista membuka suara, "Ceritanya panjang. Tapi, intinya, bisnis itu bukan Steven yang mengendalikan. Tepatnya, bukan Steven yang saat ini bersama kita."

"Wait, what? Kau bicara apa?"

"Steven punya alter ego."

"Hah?"

"Aku juga tidak menyangka sebelumnya. Tapi memang benar seperti itu. Steven memiliki pribadi lain yang kejam, sisi gelapnya. Eum, bukan berarti pribadi aslinya tidak kejam sih," sindir Calista sambil tersenyum samar melirik pada Steven.

"Terima kasih atas pujiannya, Cale," sahut Steven dengan nada mencibir.

"Intinya seperti itu, Nath. Kedua kepribadian itu sempat bertukar lagi, sebentar. Membuat hidupku serasa berada di neraka," geram Calista ketika mengingat hari-hari bersama jelmaan iblis itu.

"Pribadi itu memiliki ambisi untuk menjadi orang nomor satu di kota ini. Apa pun ia lakukan, termasuk menjadi ketua mafia di kota ini dan memiliki bisnis ilegal. Kau tahu bagian terparahnya? Dia mengurungku di dalam kastil terkutuk yang ia dapatkan setelah membunuh pemimpin mafia sebelumnya."

Terlihat dari wajah Nathan menunjukkan bahwa pria itu kaget sekaligus tidak percaya dengan ucapan Calista. Sulit ia percaya.

"Kenapa kau tidak memberi tahuku dari dulu, Steve?" tanya Nathan pada Steven yang hanya diam saja.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Where stories live. Discover now