69. Step Two: Don't be Pervert [EXTRA]

63.2K 3.8K 304
                                    

[Republish; 24/06/21]

÷÷÷

Calista tidak bisa memasak dan kali ini dia bangga akan hal itu.

Soalnya, ketika di rumah, Steven akan dengan senang hati memasakkan makanan untuknya. Hasil masakannya pun tidak bisa diremehkan. Steven lumayan mahir. Cita rasa masakannya khas dan pastinya membuat Calista yang doyan makan itu semakin cinta kepada suaminya.

Seperti sekarang. Karena weekend, kedua pasutri itu bisa menghabiskan waktu berduaan. Dan Calista dengan tidak tahu dirinya meminta Steven membuatkan makanan bermacam-macam untuknya.

"Makan! Makan! Makan! Beri aku makan!" seru Calista sembari mengetuk-ngetukkan sendok dan garpu ke meja.

"Sabar, Cale, ya Tuhan." Steven menyeka keringat di dahinya, lalu menaruh sepiring besar berisi taco di atas meja.

Calista menatap makanan buatan Steven dengan mata berbinar. "Woaahh, kelihatannya enak."

"Memang enak."

Calista mengambil satu taco dan memasukkannya ke dalam mulutnya yang lebar, menggigit separuhnya. "Sial, ini enak sekali." Dia memuji dengan mulut belepotan.

"Cepat habiskan lalu bersiap-siaplah, kita harus segera berangkat," kata Steven yang kini kembali sibuk pada alat masaknya.

"Ayay, Kapten!"

÷÷÷

"Jiwa muda memang tidak ada lelahnya," komentar Jessica ketika dipamiti oleh Steven dan Calista. Kemudian disusul Nathan dan Roxanne yang menggendong Mark setelah mereka memasukkan beberapa barang ke dalam mobil.

"Besok kalian sudah pulang, kan?" tanya Jessica.

"Belum juga berangkat, sudah ditanya pulangnya," komentar Steven.

Calista memberikan kerlingan tajam kepada Steven karena pria itu tidak sopan kepada ibunya.

Jessica hanya mengulas senyum tipis, lalu matanya teredarkan mencari seseorang. "Lalice tidak ikut?"

"Padahal dia yang paling semangat." Steven ikut mencari keberadaan sepupunya itu.

Selanjutnya Lalice muncul dengan wajah tertekuk. Ekspresinya masam. Membuat mereka melipat dahi heran.

"Kenapa?" tanya Steven. "Wajahmu terlihat tertekan seolah-olah penuh dengan beban kehidupan."

"Nuel tidak mau kuajak," kesal Lalice mendecakkan lidahnya.

"Jangan menaruh harapan yang tinggi kepadanya," tutur Steven. "Dari dulu dia tidak mau menjalin hubungan dengan wanita. Mungkin dia tidak doyan. Bahkan aku sempat berpikir kalau dia punya kelainan seksual."

"Kelainan seksual?"

Steven mengedik, "Dia maho alias homo. Jadi lupakan Nuel, cari yang lain yang sebaya denganmu." Lalu Steven berjalan keluar menuju mobil, tidak peduli lagi kepada Lalice yang wajahnya terlihat semakin tertekan.

"Cale, sepertinya mulut suamimu minta ditumbuk dengan keras," ujar Lalice kepada Calista yang mengulum bibirnya menahan tawa.

"Lalice!" teriak Steven dari luar. "Pamanmu datang!"

"Hah, paman?" gumam Lalice menatap Jessica.

"Pamanmu ke luar kota, baru pulang besok malam," sahut Jessica memberi tahu bahwa suaminya tidak mungkin pulang hari ini.

"Lalu, paman siapa lagi?"

"Ayo keluar dan lihat siapa yang datang," ajak Calista, lalu mereka berjalan keluar rumah, meninggalkan Jessica yang kembali pada kesibukannya.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Där berättelser lever. Upptäck nu