08. I am Sorry [03/01/21]

139K 9.5K 136
                                    

EDITED | 03/01/21

mohon tandai typo dalam penulisan

÷÷÷

Ketika sampai di kantor, Steven langsung menuju ruangan Calista. Baru beberapa jam yang lalu dia meninggalkan Calista, tapi dia sudah sangat merindukannya.

Wajah cantik Calista, aroma wangi tubuh gadis itu, dan semua yang ada pada gadisnya sudah membuatnya kecanduan.

Steven mencoba menelepon Calista ketika mengetahui gadis itu tidak ada di ruangannya. Namun sepertinya itu sia-sia karena ponsel Calista ada di atas meja.

Dia segera keluar dari ruangan dan bertanya keberadaan Calista pada setiap pegawai yang dijumpainya. Tapi mereka tidak ada yang tahu.

Steven semakin cemas, dia khawatir akan terjadi apa-apa pada gadisnya.

Entahlah, dia merasa kalau gadis itu akan berada dalam bahaya ketika jauh darinya.

Ini masih jam kerja, jadi tidak mungkin Calista pergi membeli makan.

Steven segera keluar gedung dan mulai mencari gadis itu di tempat yang lebih jauh dari gedung. Dia kemudian memusatkan pandangannya pada wanita yang tengah digoda oleh dua pria berbadan besar di tempat yang lumayan sepi, tepatnya di ujung mulut gang.

Steven yakin kalau itu adalah Calista. Terlihat dari seragam yang dikenakan, juga rambut hitamnya yang terurai.

Steven segera berlari menghampiri Calista, takut gadisnya akan disakiti oleh pria brengsek yang tidak tahu umur itu.

Ditariknya kerah pria berkumis dan dipukulnya tepat di hidung pria itu. Seketika hidungnya mengeluarkan darah.

Merasa tak terima temannya diperlakukan seperti itu, lelaki dengan tato penuh itu segera melayangkan pukulannya ke wajah Steven. Namun dengan cepat Steven menghindar.

Calista yang mengetahui perkelahian itu membekap mulutnya. Dia takut akan ada yang tewas nantinya.

Dengan cepat dia merogoh saku jasnya hendak mencari ponselnya. Dia ingin menghubungi Nathan. Tapi dia baru ingat ponselnya ada di atas meja, dia lupa membawa ponselnya. Bodoh!

Steven kalap, dia tanpa ampun menghajar dua laki-laki di hadapannya itu. Berkali-kali dia melayangkan pukulannya ke wajah dan perut kedua pria yang kini sudah tidak bisa melawannya.

Steven tidak akan membiarkan pria mana pun menyakiti atau menyentuh gadisnya. Dia tidak akan pernah mengampuninya.

Steven dengan kekuatan penuh mencengkram leher kedua lelaki itu. Matanya menatap tajam pada mereka bergantian. Urat-urat dahinya tercipta sangat jelas, menandakan bahwa Steven sangat marah.

"Steve, hentikan! Kau bisa membunuh mereka!"

Steven tidak peduli dengan ucapan Calista, dia semakin menguatkan cengkramannya.

Kedua pria itu mulai kehabisan napas dan tenaga, tapi sepertinya Steven tidak ada niatan untuk melepaskan cengkramannya. Dia harus memberi pelajaran karena mereka berani menyentuh gadisnya.

Calista mulai panik, dia tidak ingin melihat Steven membunuh orang. Lebih tepatnya dia tidak ingin terlibat ini semua.

Dengan air mata yang mulai mengalir, Calista menggoyang-goyangkan lengan Steven agar pria itu melepaskan cengkeramannya.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Onde as histórias ganham vida. Descobre agora