39. Fall For Him Too? No!

66.6K 4.9K 169
                                    

mohon tandai typo dalam penulisan :''

-

"Iya seperti itu, Sonya."

Steven memejam merasakan servis Sonya di bawah sana. "Iya, bagus, teruskan," ucapnya sambil masih memejamkan mata dan mendongak ke atas.

"Pintar."

Mereka berdua saat ini berada di ruang pribadi Steven di mansion barunya. Tepatnya, mansion milik George yang baru saja jadi miliknya karena kini Steven berhasil merebut semua bisnis George dalam waktu kurang dari sehari. Bukan hal yang sulit bagi Steven untuk mengambil alih bisnis berlian ilegal milik pimpinan mafia itu, apalagi George sudah mati, sehingga melancarkan aksi Steven untuk semakin mewujudkan ambisi besarnya.

Steven dan Sonya tidak sampai bercinta. Pakaian keduanya juga masih lengkap. Pria itu hanya menyuruh Sonya untuk memuaskannya di bawah sana. Dan Sonya menyambut dengan senang hati karena ia akan mendapat bonus uang setelah ini, tentu saja.

Steven mengerang pelan setelah Sonya menyelesaikan tugasnya. Perempuan itu kini merapikan kembali celana Steven, lalu berdiri sambil tersenyum menggoda dan mengusap bibirnya sensual.

"Kau benar-benar jalang rendahan," ucap Steven tersenyum meremehkan. Dia di tempat duduknya menatap Sonya dengan tatapan merendahkan.

Sonya tidak masalah Steven memperlakukannya seperti apa asalkan ia dibayar mahal.

"Kucing malang itu masih belum sadar juga?" tanya Steven beberapa saat kemudian.

Sonya menyatukan kedua alisnya, "Kucing malang? Siapa mak— oh, Calista? Sepertinya belum."

Steven terkekeh samar. Kemarin malam saat dia membawa paksa Calista ke sini, gadis itu terlalu banyak melawan, tidak bisa diatur dan sangat keras kepala. Mau tidak mau Steven menyuntikkan obat bius dengan dosis tinggi ke leher Calista, membuat gadis itu seketika tidak sadar, hingga siang ini.

"Tugasmu selama aku tidak di sini adalah memastikan Calista tidak keluar dari mansion ini. Jaga dan rawat dia. Penuhi semua kebutuhannya. Tapi jangan sampai dia kabur atau menghubungi siapa pun juga."

"Oke, Bos."

"Sekarang kau boleh keluar."

Tepat setelah Sonya keluar, ponsel Steven berbunyi. Nathan meneleponnya.

"Kenapa?"

"Kau dan Calista menghilang seharian, dan kau masih bertanya kenapa?" Nathan berdecak di seberang sana.

"Di mana kalian? Sambungan teleponmu sedari pagi tadi sibuk, nomor Calista juga tidak aktif." Nathan membuang napasnya lelah, lalu menambahkan, "Demi Tuhan, kepalaku mau pecah mengurus kerjaan di kantor sendirian. "

"Aku serahkan urusan kantor kepadamu untuk sementara waktu."

"Memangnya kau sedang ada di mana?"

"Liburan dengan Calista. Mungkin minggu depan aku baru bisa pulang. Sementara, kau urus perusahaan. Aku yakin kau bisa mengatasinya sendiri."

"Hebat sekali ya budak cinta satu ini," sindir Nathan, "bisa-bisanya malah bersenang-senang di atas penderitaan sahabatnya sendiri."

"Kau ada masalah?"

"Aku masih belum menemukan donor jantung untuk Roxanne. Tapi untungnya keadaan Roxanne sudah semakin membaik."

"Aku usahakan untuk membantumu sebisa mungkin."

"Hm, terima kasih."

÷÷÷

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu