19. Broken Heart [03/01/21]

88.6K 6.1K 197
                                    

EDITED | 03/01/21

mohon tandai typo :"

÷÷÷

Lalice tersenyum lebar ketika melihat Nathan memasuki rumah dan meneriaki namanya.

Hari ini Lalice sengaja membeli tiket untuk menonton, dia ingin mengajak Nathan untuk menemaninya menonton film yang baru saja rilis. Untung saja pria itu tidak sibuk dan langsung ke sini saat dia meneleponnya tadi.

"Lalice! Kau tidak apa-apa?" tanya Nathan dengan napas yang terputus-putus. Pria itu mengelus rambut lurus Lalice dan memeluknya.

Nathan khawatir setengah mati mendengar suara Lalice yang terdengar seperti dalam masalah saat di telepon tadi. Nathan khawatir kalau gadis ini terlibat masalah. Mengingat dulu saat kelas tiga SMP Lalice pernah terlibat tawuran dan menyebabkannya masuk rumah sakit karena terkena pukulan di kepalanya. Tapi setelah melihat keadaan Lalice sekarang, sepertinya gadis ini baik-baik saja. Lalu apa yang membuat Lalice meneleponnya tiba-tiba dengan suara yang tergesa-gesa tadi?

Lalice tertawa. Nathan yang sebelumnya memeluknya itu langsung melepaskan pelukannya. Menatap Lalice dengan kening mengerut.

"Aku baik-baik saja," ucap Lalice sambil tersenyum geli. Ternyata Nathan sangatlah mengkhawatirkannya.

Nathan mengembuskan napasnya kasar. Sungguh, bercanda Lalice sangatlah tidak lucu. Dia sudah sangat khawatir dan meninggalkan rapat tadi. Tapi ternyata gadis ini mengerjainya.

"Ini tidak lucu sama sekali, Lalice," ucap Nathan dingin.

Lalice yang mulanya masih tertawa seketika menghentikan tawanya. Tidak biasanya Nathan dingin kepadanya. Bahkan bukan pertama kali Lalice mengerjainya, tapi kenapa Nathan sedingin ini?

"Surprise!" Lalice menunjukkan dua tiket menonton kepada Nathan.

"Aku hanya ingin kau menemaniku menonton hari ini," lanjutnya.

Nathan mencoba menahan emosinya agar tidak keluar. Sikap Lalice yang kekanak-kanakan sangatlah membuatnya kesal. "Cukup, Lalice!" suara Nathan naik beberapa oktaf, membuat Lalice terdiam seketika.

"Kau tidak bisa bersikap seenaknya seperti ini!"

Lalice masih diam. Nathan baru saja membentaknya. Dan ini pertama kalinya pria itu marah padanya. Lalice jadi teringat sesuatu. Sikap Nathan akhir-akhir ini memang berubah. Sikap Nathan kepadanya tidak sehangat dulu. Nathan yang selalu tersenyum itu kini menjadi sering diam kalau diajak bicara. Nathan yang sering mengajaknya makan di luar kini malah menolak ketika Lalice yang mengajak. Kenapa pria itu berubah?

"Aku sampai meninggalkan rapat penting karena telepon darimu. Dan apa? Ternyata kau hanya ingin kita menonton?"

"Kau bilang tidak sibuk hari ini?" tanya Lalice pada akhirnya.

"Itu tiga jam yang lalu, Lalice! Bukan saat kau meneleponku yang sedang rapat tadi."

Lalice kembali mengatupkan bibirnya. Sedikit takut melihat kemarahan Nathan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

Nathan mencoba mengatur napasnya. Dipijitnya pelipisnya yang pusing itu. Dia sudah tidak tahan dengan sikap Lalice yang egois dan hanya mementingkan diri sendiri. Nathan akui, dia sangat menyayangi Lalice. Dia sudah menganggap Lalice seperti adik kandungnya sendiri. Maka dari itu, setelah Steven mengenalkannya pada Lalice dua tahun lalu, dia berjanji untuk selalu menjaga dan memperlakukan Lalice dengan baik.

Tapi dia juga tidak bisa diperlakukan Lalice sesukanya seperti ini. Dia punya tugas lain selain menjaga gadis ini. Dia juga punya Roxanne yang juga butuh ia perhatikan. Lalu pekerjaan kantor yang sangat menumpuk. Belum lagi dia masih trauma setelah menyiksa tuan Sam beberapa hari lalu.

𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐎𝐒𝐒Where stories live. Discover now